Pengamat Duga FPI Ingin Bawa RI ke Paradigma Agama Tertutup

CNN Indonesia
Selasa, 15 Des 2020 23:59 WIB
Pengamat duga FPI ingin membawa Indonesia ke arah paradigma agama tertutup yang masyarakatnya enggan membuka diri kepada perbedaan.
Pengamat menduga FPI ingin membawa RI ke paradigma agama yang tertutup dan enggan membuka diri pada perbedaan. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Andry Novelino).
Jakarta, CNN Indonesia --

Direktur Center for the Study of Religion and Culture Irfan Abubakar menduga organisasi masyarakat Front Pembela Islam (FPI) ingin membawa Indonesia ke arah paradigma agama tertutup.

"Kalau benar bahwa FPI menginginkan negosiasi dengan [Menko Polhukam] Mahfud MD itu, mereka ingin penerapan syariat [Islam], pembebasan narapidana teroris, Indonesia bertauhid dan seterusnya. Saya kira jangan-jangan mereka serius ingin membawa Indonesia kepada paradigma [agama] yang tertutup," katanya dalam diskusi daring bertajuk 'Kala Pemimpin Agama Memecah Belah Bangsa', Selasa (15/12).

Ia menjelaskan paradigma agama yang tertutup artinya masyarakat memiliki eksklusifitas terhadap kepercayaan mereka dan enggan membuka diri kepada perbedaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan saat ini, menurutnya Indonesia memiliki paradigma agama semi terbuka. Dengan paradigma itu masyarakat masih menoleransi perbedaan dalam penerapan akhlak dan muamalah (interaksi sosial).

Ini, kata dia, tergolong mundur dari sebelumnya. Irfan mengatakan dulu Indonesia justru memiliki paradigma agama yang terbuka karena masyarakat dengan agama yang berbeda masih bisa berdoa bersama.

"Doa bersama, itu tidak berarti membuat kita jadi kafir. Toh kita baca doa masing-masing. Mengucapkan natal juga tidak membuat orang keluar dari zona eksklusivitasnya," jelasnya.

Ia mengatakan pendekatan seperti ini cocok diterapkan di Indonesia yang plural. Sedangkan pendekatan negara berbasis tauhid yang diserukan pimpinan FPI Rizieq Shihab menurutnya tidak cocok dengan Indonesia.

Sebagai contoh, ia menyebut Arab Saudi yang umumnya lebih tertutup soal agama sudah mulai membuka ruang bagi toleransi dan perbedaan. Ini karena secara ekonomi, negara itu perlu menggaet pasar di sektor pariwisata.

Sementara studi CSRC di tahun 2020 ini menemukan masih ada 30 persen masyarakat yang mudah terprovokasi oleh propaganda isu agama, ras dan antar golongan di media sosial.

Hal ini berkaitan dengan makin menguatnya konservatisme agama di Indonesia. Ia mengatakan sebuah survei menemukan bahwa konservatisme ternyata disebabkan oleh maraknya politisasi agama.

"Sebelumnya ada pandangan konservatisme agama disebabkan oleh propaganda Timur Tengah, kemudian kelompok salafi mulai menguat dan mempengaruhi politik. Tidak begitu ternyata," kata dia.

"Ternyata penggunaan oleh aktor-aktor politik oportunis menggunakan agensi-agensi pimpinan agama yang populis untuk mendorong mobilisasi suara mereka, itu yang kemudian menyebabkan orang yang terpolarisasi itu benar-benar konservatif," lanjut Irfan.

Sebelumnya, Rizieq menilai hijrahnya Indonesia ke sistem negara berbasis tauhid sesuai dengan sila pertama Pancasila. Menurutnya perubahan ini dibutuhkan karena situasi negara yang kian terbelah.

Di sisi lain, tim kuasa hukum FPI, Michdan membantah FPI sebagai organisasi tertutup. Dia menyebut Rizieq Shihab selaku imam besar FPI justru kerap mendorong slogan NKRI. Pun, berkaca dari sejarah, kemerdekaan RI disebutnya tak lepas dari peran kelompok Islam.

"Jadi pernyataan itu menyesatkan dan enggak menghargai nilai-nilai sejarah," ujarnya kepada CNNIndonesia.com.

Dia mengaku FPI tak akan membuka diri untuk persoalan sosial yang merugikan masyarakat, seperti perzinahan, miras dan sejenisnya.

"Kalau di masyarakat ada perzinahan, miras dan membahayakan kehidupan, mabuk bikin onar, ini melaksanakan bukan hanya perintah Islam, tapi perintah agama-agama di negara kita," kata dia.

(fey/agt)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER