Vaksin Gratis, RS Buka Pre-Order Vaksinasi Tak Ambil Pusing

CNN Indonesia
Rabu, 16 Des 2020 18:47 WIB
Pihak rumah sakit yang sebelumnya membuka pendaftaran vaksinasi Covid-19 berbayar masih menunggu aturan turunan skema program vaksin pemerintah.
Ilustrasi vaksinasi virus corona. (Foto: AP/Manuel Balce Ceneta)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pengelola Rumah Sakit yang telanjur membuka pendaftaran vaksinasi atau penyuntikan vaksin virus corona (SARS-CoV-2) secara mandiri alias berbayar tak ambil pusing mengenai keputusan Presiden RI Joko Widodo yang akhirnya menggratiskan vaksin secara menyeluruh.

Toh, pihak rumah sakit tersebut mengaku belum memungut biaya dan baru sebatas mendata. Sebelumnya sejumlah rumah sakit yang membuka pendaftaran vaksinasi Covid-19 di antaranya Rumah Sakit Universitas Islam Indonesia (RS UII), Yogyakarta dan Rumah Sakit Primaya, Tangerang, Banten.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski kini mengetahui pemerintah bakal memberikan vaksin gratis, pihak rumah sakit menyatakan tetap masih menunggu informasi turunan mengenai skema vaksinasi.

"Kami masih wait and see ya, jadi kalau memang semua vaksin gratis ya toh kami juga belum ada pembayaran, belum ada transfer. Karena pendaftaran kemarin sifatnya kan pendataan, kalau kami sih tidak masalah kalau gratis," ungkap Manajer Humas RS UII Seffudin Sudarmadi saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (16/12).

Seffudin menyebut, pihaknya masih menunggu aturan teknis vaksinasi yang digagas pemerintah. Bilamana memang vaksin gratis, maka pihaknya juga tak sungkan bila ditunjuk pemerintah untuk membantu program tersebut.

Sementara data ratusan pendaftar vaksin di RS UII tempo hari menurut dia juga bakal disimpan, sembari menunggu keputusan pemerintah selanjutnya.

Namun bila ternyata skema vaksinasi pemerintah memungkinkan RS swasta mendapatkan hak dan kewenangan untuk menjual vaksin secara mandiri, maka data pendaftar yang sudah masuk tetap akan menjadi prioritas vaksinasi oleh RS UII.

"Kami belum tahu teknis turunan dari instruksi Pak Jokowi seperti apa. Kan mungkin bisa saja seperti vaksin BCG dan MR yang digratiskan, tapi swasta untuk saat ini juga menjual vaksin itu, dengan jenis yang lebih baik gitu. Apakah modelnya seperti itu atau tidak ya wait and see saja," jelas dia lagi.

Tak jauh beda, Head of Marketing and Corporate Communication Primaya Hospital Group Henie Dewita mengaku, pendaftaran oleh pihaknya pada sepekan lalu itu hanya sebagai pendataan untuk mengukur stok optimal vaksin yang bakal dipesan. Pendataan awal ini juga terkait fasilitas penyimpanan vaksin seperti cold chain hingga bentuk persiapan sumber daya manusia untuk vaksinasi.

Henie juga menegaskan, pendaftaran dibuka hanya untuk memfasilitasi masyarakat yang ingin diprioritaskan mendapat giliran vaksin. Akan tetapi belum tentu pula semua peserta bisa dipastikan mendapat vaksin.

"Kami apresiasi sekali dan sangat bersyukur pemerintah membantu memberikan vaksin gratis. Kemudian di situs situs kami juga ada statement, kalau pemerintah menunjuk RS swasta buat deliver vaksin, kamu akan prioritaskan pasien yang pertama kali daftar," terang Henie kepada CNNIndonesia.com, Rabu (16/12).

Sehingga, lanjut dia, jika pemerintah memang menggratiskan vaksin untuk seluruh warga maka RS Primaya juga bakal mematuhi aturan tersebut. Sebab sejauh ini, serupa dengan RS UII, pihaknya belum menetapkan harga ataupun menagih pembayaran vaksin.

Selain itu, Henie juga bersedia bila nanti pemerintah menunjuk RS Primaya sebagai salah satu fasilitas kesehatan yang diberikan akses vaksinasi gratis.

"Apalagi kalau ada yang nanya, pendaftaran dipungut biaya tidak? Sama sekali tidak, karena pendaftaran ini memfasilitasi permintaan pasien yang ingin mendaftar sejak dini," kata dia.

"Jadi kalau iya [vaksin gratis] kami akan bantu deliver vaksinnya, kami bisa jadwalkan ke masyarakatnya, mungkin ya. Tapi kalau misal pemerintah informasi semua dari Dinkes tidak lewat RS swasta, ya kami akan tetap informasi ke pasien," sambung Henie.

Presiden Jokowi akhirnya menyepakati untuk melaksanakan vaksinasi corona secara gratis, Rabu (16/12). Artinya, Jokowi menghapus skema vaksin mandiri alias berbayar.

"Gratis tidak dikenakan biaya sama sekali. Untuk itu saya instruksikan kepada seluruh kabinet, kementerian/lembaga, pemda untuk prioritaskan program vaksinasi tahun anggaran 2021," kata Jokowi.

Infografis Beda Vaksin Pfizer, Moderna, OxfordInfografis Beda Vaksin Pfizer, Moderna, Oxford. (Foto: CNNIndonesia/Basith Subastian)

Skema mandiri tersebut sebelumnya sudah diatur dalam Kepmenkes HK.01.07/ Menkes/9860/2020 yang diteken Menteri Kesehatan Agus Terawan Putranto pada 3 Desember lalu.

Selain menetapkan dua skema vaksinasi Covid-19 dengan skenario vaksin gratis dikelola Kemenkes sementara vaksin berbayar (mandiri) dikelola Kementerian BUM, Kepmenkes juga menetapkan enam jenis vaksin Covid-19 yang dapat digunakan di Indonesia. Keenam vaksin tersebut diproduksi oleh Bio Farma, Astra Zeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer Inc and BioNtech, dan Sinovac Biotech.

[Gambas:Video CNN]

(khr/nma)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER