Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan program vaksinasi Virus Corona (Covid-19) harus dipersiapkan dengan matang. Jika gagal, program vaksin justru bisa menimbulkan endemi.
Endemi adalah kondisi penyakit yang menetap di dalam masyarakat pada suatu daerah atau populasi tertentu.
"Bagaimana kalau satu wilayah atau negara gagal mencapai strategi vaksinasi? Ini bisa jadi endemi," kata Dicky dalam sebuah diskusi virtual, Sabtu (19/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mencontohkannya dengan kasus Virus Ebola di Afrika yang tidak tertangani dengan baik.
"Ingat, contoh terkini, 2018 Ebola itu gagal dikendalikan vaksinasi akibat negaranya, penduduknya abai. Coverage rendah, angka reproduksi tinggi," jelas Dikcy.
Oleh karena itu, Dicky menekankan pentingnya pemerintah menyiapkan strategi yang tepat sebelum memulai program vaksinasi. Tidak hanya itu, ia juga meminta pemerintah tidak mengendurkan tes, telusur, dan tindak lanjut (3T) meski program vaksinasi mulai berjalan.
Di sisi lain, masyarakat juga harus tetap menjalankan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
"Kita enggak bisa sambil nunggu vaksinasi tidak melakukan pengendalian upaya 3T, 3M, termasuk pembatasan-pembatasan diabaikan, makin jauh dari keberhasilan program vaksinasi," ujarnya.
Pemerintah Indonesia diketahui sudah mendatangkan 1,2 juta dosis vaksin virus corona buatan Sinovac, China. Selain itu, pemerintah juga masih mengupayakan mendatangkan 1,8 juta dosis vaksin berikutnya.
Namun demikian, vaksin tersebut masih belum bisa disuntikkan kepada masyarakat karena masih menjalani uji klinis di Bandung sejak Agustus 2020.
Virus Baru
Selain endemi, Dicky juga mengingatkan soal potensi virus yang lebih hebat dampaknya dari Virus Corona.
"Sebagaimana saya ingatkan saat ini bahwa akan ada penyakit pandemi lain yang jauh lebih hebat daripada Covid," kata dia.
"Itu bisa tidak terlalu lama, karena kita sudah masuk di era pandemi, artinya kita harus bersiap-siap," imbuhnya.
Sebelum pandemi virus corona, dirinya mengaku sempat mengingatkan pemerintah China terkait virus ini. Menurutnya, dalam sejumlah studi mengatakan, virus corona bisa muncul kapan saja.
Saat itu, Dicky mengatakan jika dirinya sudah meminta pemerintah China untuk mewaspadai Covid-19. Tidak lama berselang, tepatnya 1 Desember 2019, pasien pertama virus corona di Wuhan, China teridentifikasi.
![]() |
"Oktober 2019 saya diundang pemerintah China untuk bicara untuk mencegah pandemi. Saat itu yang saya paparkan potensi pandemi coronavirus. Itu bukan penemuan saya, literatur sudah menunjukan itu. Saya hanya mengingatkan," tuturnya.
Pandemi virus corona sudah menyerang 215 negara di dunia, dengan total kasus positif mencapai sekitar 75,5 juta. Dari jumlah tersebut, sekitar 1,67 juta orang dinyatakan meninggal akibat Covid-19.
Di Indonesia, penyebaran virus corona juga masih terjadi. Tercatat, hingga Sabtu (19/12) jumlah kasus positif di Indonesia mencapai 657.948 kasus. Dari jumlah tersebut, sebanyak 536.260 dinyatakan sembuh, dan 19.659 meninggal dunia.
(dmi/arh)