Calon Gubernur Kalimantan Selatan Denny Indrayana menggalang donasi gerakan Rp5.000 dari masyarakat secara sukarela. Tujuannya untuk mengongkosi gugatan sengketa pilkada ke Mahkamah Konstitusi (MK) terkait hasil perolehan suara yang memenangkan lawannya di Pilgub Kalsel.
"Ini adalah penggalangan sukarela tidak ada paksaan dan ini bukan sekadar donasi, tapi lebih dari itu adalah pendidikan politik yang penting," kata Denny dalam video tersebut.
Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Wasisto Raharjo Jati menilai langkah menggalang donasi yang dilakukan Denny semata-mata untuk mendapatkan simpati dari masyarakat Kalsel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Denny, kata Wasis, ingin mencitrakan dirinya sebagai sosok yang transparan dan tak terlalu ambisius dalam mengejar kekuasaan politik.
"Di Indonesia, itu [Galang donasi untuk Pilkada] hanya sekedar pencitraan politik saja agar kandidat tersebut tidak terlalu ambisius dalam politik. Denny hanya meraih simpati agar terlihat sebagai figur transparan seperti halnya dulu sebelum masuk Istana," kata Wasis kepada CNNIndonesia.com, Selasa (22/12).
Wasis mengatakan langkah membuka donasi saat maju dalam pemilihan umum lazim digunakan oleh para politikus atau kandidat di luar negeri seperti di Amerika Serikat.
Masyarakat di negara tersebut mau dengan sukarela menghimpun dana sebagai upaya bentuk partisipasi politik publik terhadap calon yang dipilihnya.
"Kalau di negara demokrasi maju, hal itu lumrah karena pemilih bisa menekan dan instrumen kontrol dari pemilih bagi kandidat secara politis," kata Wasis.
Praktik galang donasi bagi politikus untuk maju di Pilkada belum terlalu umum di Indonesia. Sebab, konteks pemilu di Indonesia masih diwarnai politik uang dan cuma dijadikan ajang pencitraan semata.
"Kondisi sekarang sebenarnya belum memungkinkan untuk menghimpun dana publik," kata Wasis.
Wasis menilai langkah Galang donasi yang dilakukan Denny tak akan efektif. Terlebih, Galang dana itu hanya tersegmentasi untuk proses pengajuan sengketa ke MK. Bukan keseluruhan proses Pilkada.
Wasis memprediksi pihak yang menyumbangkan dananya itu tak jauh-jauh dari pendukung Denny semata dan tak mencakup masyarakat Kalsel secara umum.
"Saya pikir gerakan sukarela tersebut mungkin hanya berlaku bagi pendukung Denny saja. Karena saja kecil kemungkinan untuk yang MK karena publik belum tentu semua tahu proses peradilan di MK," kata Wasis.
(rzr/bmw)