KALEIDOSKOP 2020

Pilkada Era Pandemi, Ribuan Pelanggaran Zonder Sanksi Hukum

CNN Indonesia
Selasa, 22 Des 2020 10:18 WIB
Pilkada Serentak 2020 diwarnai 2.584 pelanggaran protokol kesehatan, kemenangan dinasti politik, dan angka golput yang tinggi.
Pilkada Serentak 2020 telah usai digelar di 270 daerah. Banyak pelanggaran protokol kesehatan terjadi. Tak sedikit kerabat pejabat yang meraih kemenangan(CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pilkada Serentak 2020 merupakan pesta demokrasi pertama di Indonesia yang dihelat di tengah wabah virus corona (Covid-19). Meski banyak pihak yang minta ditunda, namun akhirnya jalan terus hingga pemungutan dan penghitungan suara rampung dilakukan.

Pilkada 2020 digelar di 270 daerah, yakni 9 provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota. Melibatkan daerah terbanyak sejak era pilkada serentak dilaksanakan di Indonesia.

Ada 741 pasangan calon yang berkontestasi. Dari jumlah itu, terdapat 25 daerah penyelenggara Pilkada yang hanya memiliki satu pasangan calon atau calon tunggal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berkenaan dengan kondisi pandemi, Pilkada 2020 digelar dengan diiringi protokol kesehatan. Misal, KPU hanya membolehkan kampanye rapat umum dihadiri maksimal 50 orang.

[Gambas:Video CNN]

Tahapan pemungutan suara juga berbeda dari biasanya. Pemungutan suara pada 9 Desember harus diiringi penerapan protokol kesehatan di TPS. Baik petugas TPS, maupun pemilih.

KPU juga membatasi jumlah pemilih di setiap TPS, yaitu maksimal 500 orang dari sebelumnya 800 orang. TPS harus menyediakan sarana sanitasi, seperti air mengalir, sabun, dan hand sanitizer.

Awalnya banyak elemen masyarakat sipil yang mengkritisi pelaksanaan Pilkada 2020 lantaran digelar di tengah pandemi. Mereka meminta agar Pilkada bisa ditunda demi keselamatan masyarakat, ketahanan ekonomi, dan kualitas demokrasi.

Meski demikian, pemerintah dan KPU tetap berkukuh melanjutkan pelaksanaan Pilkada 2020. Alhasil, banyak terjadi pelanggaran terkait protokol kesehatan selama pelaksanaan Pilkada. Bawaslu mencatat ada 2.584 kegiatan pasangan calon yang melakukan pelanggaran protokol kesehatan sepanjang masa kampanye Pilkada 2020.

Dari jumlah total pelanggaran itu, Bawaslu memberikan 1.986 surat peringatan. Bawaslu juga membubarkan 239 kegiatan

Pemungutan suara Pilkada 2020 telah digelar 9 Desember 2020, dan perhitungan cepat (quick count) pun telah keluar pada sore harinya.Foto: CNN Indonesia/Timothy Loen

KPU sendiri menerbitkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 13 tahun 2020 yang mengatur soal sanksi bagi pelanggar protokol kesehatan.

Namun, PKPU tersebut tidak memberi sanksi tegas, misalnya seperti diskualifikasi bagi pasangan calon yang melanggar protokol pencegahan Covid-19. Sanksi dalam PKPU itu hanya berkisar pada teguran tertulis hingga pelaporan ke polisi.

Dinasti Politik Berjaya

Pilkada 2020 menjadi 'berkah' bagi sejumlah kandidat yang memiliki relasi kekeluargaan dengan pejabat di tingkat nasional maupun daerah atau yang disebut dengan dinasti politik. Banyak calon kepala daerah yang berstatus dinasti meraih kemenangan di Pilkada 2020.

Sebagai contoh, calon wali kota Solo, Gibran Rakabuming yang merupakan putra sulung Presiden Jokowi meraih kemenangan di Pilkada Solo. Berpasangan dengan Teguh Prakosa, pasangan ini meraih 225.451 suara atau 86,5 persen.

Menantu Presiden Jokowi yang menjadi calon wali kota Medan Bobby Nasution turut meraih kemenangan di Pilkada Medan 2020. Bobby yang menggandeng politikus Gerindra, Aulia Rachman menang dengan 53,4 persen suara.

Terdapat pula anak dari Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Hanindhito Himawan Pramana yang menang melawan kotak kosong di Pilkada Kediri. Ia berpasangan dengan Dewi Mariya Ulfa menjadi calon tunggal di Pilkada Kediri.

Beranjak ke Banten, kerabat dari Eks Gubernur Banten Ratu Atut Choisyiah turut menang di dua wilayah di Banten. Adik Atut, Ratu Tatu Chasanah kembali meraih kemenangan pada Pilkada Serang 2020. Ratu Tatu yang berpasangan dengan Pandji Tirtayasa meraih kemenangan telak dengan meraih 429.054 suara.

Sementara anak Ratu Tatu, Pilar Saga Ichsan berhasil keluar sebagai pemenang di Pilkada Tangsel. Pilar yang mendampingi Benyamin Davnie sebagai calon wali kota itu mendapatkan 235.734 suara.

Para istri kepala daerah petahana yang maju di Pilkada juga banyak yang mendapatkan kemenangan. Mereka di antaranya Ipuk Fiestiandini, istri Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang menang di Pilkada Banyuwangi 2020. Ipuk berpasangan dengan Sugirah berhasil mendapatkan 438.847 suara.

[Gambas:Video CNN]

Sementara Kustini Sri Purnomo, istri bupati Sleman Sri Purnomo menang di Pilkada Sleman, DIY. Sri menggandeng Danang Maharsa meraih suara terbanyak, yakni 217.921 suara.

Riset yang dilakukan Kandidat Doktor Ilmu Politik Universitas Northwestern, Amerika Serikat Yoes C. Kenawas menyatakan ada 67 dari 158 calon yang memiliki hubungan dengan elite politik yang berhasil meraih kemenangan di Pilkada 2020.

Selain itu, terdapat nama-nama terkenal lain yang unggul dalam Pilkada 2020. Mereka adalah Eri Cahyadi-Armudji yang menang di Pilkada Surabaya. Mereka akan menggantikan posisi Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana sebagai Wali Kota-Wakil Wali Kota Surabaya.

Tak hanya kandidat yang berasal dari dinasti politik saja yang banyak menuai kemenangan di Pilkada 2020 ini. Namun, 25 calon tunggal di Pilkada 2020 turut meraih kemenangan seluruhnya.

Lembaga Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) menilai ada anomali usai seluruh calon tunggal di Pilkada meraih kemenangan.

Terlebih, ada kecenderungan peningkatan calon tunggal dari tiap gelaran Pilkada. Perludem merinci ada 3 calon tunggal pada 2015, 9 calon tunggal pada 2017, 16 calon tunggal pada 2018, dan 25 calon tunggal tahun ini.

Infografis Daftar Istri Calon Penerus Suami di PilkadaInfografis Daftar Istri Calon Penerus Suami di Pilkada. (CNNIndonesia/Basith Subastian)

Angka Golput

Dalam pelaksanaan Pilkada 2020 di tengah pandemi, awalnya masalah partisipasi pemilih turut disoroti oleh banyak pihak. Banyak pihak yang pesimis masyarakat mau menggunakan hak pilihnya di TPS saat pemungutan suara.

Di beberapa daerah tampak golongan putih (golput) menjadi 'pemenang' Pilkada karena jumlah yang sangat tinggi ketimbang perolehan suara sang pemenang Pilkada.

Di Pilkada Medan misalnya, warga yang tidak menggunakan hak pilihnya mencapai 886.964 orang atau 54,22 persen dari 1.635.846 total pemilih. Bahkan, Angka itu lebih tinggi dari jumlah suara yang dimiliki pemenang Pilkada Medan, pasangan Bobby-Aulia yang mendapatkan 393.327 suara.

Tak hanya itu, di Pilkada Kota Denpasar, Bali, tercatat pemilih tidak menggunakan hak pilihnya sebanyak 207.475 orang. Jumlah golput itu setara 46,4 persen dari seluruh pemilih yang tercatat pada hari pemungutan suara. Bahkan, angka itu sangat tinggi ketimbang perolehan suara pemenang Pilkada Denpasar, pasangan Jaya-Wibawa yang meraih 184.655 suara.

Meski demikian, KPU RI sudah menyebut tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada 2020 mencapai 76,13 persen. Angka itu didapatkan dari data sementara rekapitulasi suara di berbagai daerah.

(rzr/bmw)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER