Daftar Tugas Menkes Budi Gunadi Sadikin Tangani Pandemi

CNN Indonesia
Rabu, 23 Des 2020 08:52 WIB
Budi Gunadi Sadikin harus bergerak cepat untuk menanggulangi segala kesemrawutan penanganan Covid-19 di Indonesia yang terjadi selama sepuluh bulan ini.
Budi Gunadi Sadikin ditunjuk Jokowi menjadi menteri kesehatan mengganti Terawan Agus Putranto. (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Budi Gunadi Sadikin yang sebelumnya menjabat wakil menteri Badan Usaha Milik Negara untuk menggantikan Terawan Agus Putranto sebagai Menteri Kesehatan RI, Selasa (22/12) kemarin. Budi pun dilantik bersama lima menteri baru hari ini oleh Jokowi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (23/12).

Sebagai informasi, Budi bakal menjadi menkes pertama di Indonesia yang tak memiliki latar belakang baik akademis maupun profesi di bidang kesehatan. Sebelum menggawangi bidang kesehatan, jebolan Fisika Nuklir ITB ini lebih banyak dikenal dengan rekam jejak panjang di sektor perekonomian.

Posisi Menteri Kesehatan saat dipegang Terawan memang sudah menjadi sorotan sejak pandemi Covid-19 melanda dunia pada awal tahun ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terawan kala itu, kerap kali jadi sasaran kritik masyarakat karena dianggap tidak mampu dan cekatan menangani pandemi covid-19. Dan, itulah yang menjadi pekerjaan rumah Budi Gunadi kelak.

1. Semrawut Data Covid-19 Pusat-Daerah

Dalam kurun waktu 10 bulan pandemi yang terjadi di Indonesia, penyelarasan data perkembangan covid-19 daerah dan pusat masih menjadi permasalahan. Kementerian Kesehatan hingga saat ini belum bisa menyajikan data real time.

Data real time yang dimaksud adalah proses publikasi data harian covid-19 yang dapat bertambah secara langsung tiap jamnya ketika terdapat penambahan kasus baru. Data itu nantinya dapat dipantau secara nasional.

2. Ambruknya Fasilitas Kesehatan

Kondisi keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) rawat inap dan Intensive Care Unit (ICU) di sejumlah Rumah Sakit (RS) rujukan pasien terinfeksi virus corona di Kota/Kabupaten tanah air menunjukkan kenaikan cukup signifikan menjelang akhir tahun 2020.

Seiring dengan lonjakan pasien covid-19 yang dirawat, rata-rata kapasitas keterpakaian tempat tidur RS saat ini telah jauh melebihi anjuran keterisian tempat tidur yang dikeluarkan Badan Kesehatan Dunia (WHO). Anjuran BOR dari WHO sebesar 60 persen.

Beberapa daerah yang keterisian RS rujukan Covid menipis dalam sepekan terakhir di antaranya adalah Kota Malang (85 persen), Kota Tangerang Selatan (86 persen), Kabupaten Bogor (91 persen), Kota Bogor (90 persen), dan DKI Jakarta (85 persen).

Kondisi perkembangan covid-19 di Jakarta bahkan membuat Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet tak lagi menampung pasien tanpa gejala, sebab keterisian di tiga tower utama untuk pasien gejala ringan dan sedang telah mencapai 75 persen.

Sejumlah petugas tenaga kesehatan bersiap untuk didekontaminasi usai bertugas di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran di Jakarta, Kamis (12/11/2020). Perkembangan data per 12 November 2020 menunjukkan penambahan kasus positif baru sebanyak 4.173 orang dengan total kasus terkonfirmasi COVID-19 mencapai angka 452.291 sementara jumlah pasien yang telah sembuh dari Corona sebanyak 382.084. Sedangkan total pasien yang meninggal dunia sebanyak 14.933 orang. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/nzSejumlah petugas tenaga kesehatan bersiap untuk didekontaminasi usai bertugas di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran di Jakarta, Kamis (12/11/2020). ( ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

3. Tes Risiko Corona di Bawah Target WHO

Jumlah pemeriksaan mingguan risiko infeksi corona (testing) di Indonesia sejauh ini masih belum melampaui target badan kesehatan dunia (WHO). Dalam hal target pemeriksaan, WHO menetapkan standar pemeriksaan 1 orang tiap 1.000 penduduk per pekan.

Dengan asumsi Indonesia memiliki 267 juta penduduk, maka target pemeriksaan seharusnya mencapai 267 ribu orang per minggu. Namun berdasarkan data yang dihimpun dalam sepekan terakhir atau dalam periode 14-20 Desember 2020, total pemeriksaan yang berhasil dilakukan kepada warga dalam sepekan adalah 257.543 orang yang diperiksa.

Rendahnya testing itu membuat Positivity rate harian Indonesia pada Senin (21/12) lalu sebesar 27,6 persen, lima kali lipat dari standar positivity rate yang ditetapkan WHO yakni 5 persen. Padahal data Satgas Covid-19 hari itu menunjukan testing PCR pada orang hanya 24.753, terendah selama sepekan terakhir.

Kematian Nakes dan Penegakan Prokes

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER