Seorang penyintas Covid-19 mengisahkan perjalanan medis dan spiritualnya semasa terjangkit virus Corona. Chatarina Widiati mengaku mengawali perjalanan medisnya dengan gejala seperti masuk angin.
"Saya agak terlambat waktu itu. Saya pikir saja lagi masuk angin, karena gejalanya memang mirip sekali dengan flu biasa." ujar Chatarina, Selasa (22/12) melalui Youtube BNPB.
Chatarina pun mengaku di masa perawatan ia sempat mengalami masa kritis selama sehari. Ia pun menyangka hal tersebut disebabkan karena ia kekurangan asupan makanan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Respon pertama saya jujur takut, saya takut orang lain tahu. Takut dijauhi, takut orang nggak mau lagi berteman dengan saya,"
Ia mengaku amat terbantu dengan banyaknya dukungan yang ia terima, baik dari keluarga, teman, maupun rekan jemaat gereja tempat ia beribadah. Karena, saat dirawat, salah satu hal yang paling Chatarina rasakan adalah kesepian.
"Mereka setiap hari berdoa buat saya, mereka setiap hari bertanya tentang kondisi saya," papar Chatarina.
Chatarina mengaku keimanan dalam diri banyak membantu untuk keluar dari kondisi menyedihkan saat terjangkit Covid-19. Kisah itu ia ceritakan dalam dialog 'Ngobrol Bareng Penyintas Covid-19: Bring Back the Christmas Spirit' yang digelar Satgas Covid-19 Nasional.
Ia menutup kesaksiannya dengan sebuah pesan Natal, yang ia ambil dari kitab Mazmur pasal 56 ayat 3 dan 4.
"Waktu aku takut, aku ini percaya kepadaMu. kepada Allah, yang firman-Nya kupuji, kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?" ucap Chatarina.
Dalam upaya penanganan Covid-19 pun pemerintah mengampanyekan iman, imun, dan aman. Ketiga konsep tersebut dinilai mampu menyelamatkan diri seseorang dari jerat virus Corona.
Dari segi pengelolaan kasus, pemerintah berkomitmen gencarkan 3T, yang mencakup testing atau pemeriksaan, tracing atau pelacakan jejak kasus, dan treatment atau perawatan pasien yang telah terjangkit Covid-19.
(fjr/fjr)