Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban mengatakan test swab PCR tetap bisa mendeteksi virus Covid-19 varian baru di dalam tubuh manusia.
Ia menjelaskan tes PCR bisa mendeteksi tiga bagian virus corona, seperti kepala, badan, dan kaki. Mutasi Covid-19 ini hanya mengubah salah satu dari bagian virus sehingga dua bagian lainnya masih bisa terdeteksi oleh PCR.
"PCR tetap bisa mendeteksi tiga bagian virus, anggap kepala, badan, dan kaki. Sekarang virusnya ganti baju, tapi kepala dan kakinya bisa terdeteksi PCR jadi tidak perlu terlalu khawatir untuk diagnosis," kata Zubairi dialog 'Membedah Regulasi Larangan Masuk Bagi Warga Asing' di Youtube BNPB, Selasa (29/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mutasi corona jenis baru ini dikabarkan memiliki tingkat penularan yang tinggi, yaitu 71 persen. Diketahui penyebaran Covid-19 jenis baru telah terdeteksi pertama kali di Inggris.
Meski dikabarkan memiliki tingkat penularan yang tinggi, pihaknya optimis vaksinasi Covid-19 yang akan dilakukan di Indonesia 2021 dapat menangkal virus corona jenis baru.
"Vaksin Covid-19 juga hampir pasti efektif melawan virus varian baru. Para ahli optimis bahwa vaksinasi covid bisa menimbulkan kekebalan," tuturnya.
Pernyataan ini berbeda dengan epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman yang menilai pemeriksaan dengan metode PCR swab tak cukup mendeteksi virus corona varian baru.
Sebab, PCR hanya sebatas mengetahui seseorang terpapar Covid-19 atau tidak, namun belum dapat mengenali strain virus tersebut.
Sebagai langkah antisipasi penyebaran Covid-19 jenis baru, pemerintah Indonesia menutup seluruh kedatangan WNA ke Indonesia per 1 Januari 2021. Adapun WNA yang tiba di Indonesia 28 Desember-31 Desember harus menjalani isolasi ketat selama lima hari dan tes PCR sebanyak tiga kali.
(mln/psp)