Cendekiawan Nahdlatul Ulama (NU) Zuhairi Misrawi menantang Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Fadli Zon untuk berdebat soal populisme Islam.
Gus Mis, panggilan akrab Misrawi, tela menggantikan posisi Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas untuk berdebat. Menurutnya, populisme Islam sangat berbahaya dan sudag jadi perhatian NU.
"Soal Bahaya Populisme Islam, saya siap berdebat dengan Fadli Zon. Saya sebagai kader NU, seperti Menag yang kader NU punya kegelisahan yang sama. Biar Menag fokus mengabdi pada negeri, cukup kader NU saja yang melayani tantangan debat Fadli Zon. bisa gelar di FISIP UIN Jakarta," kata Misrawi dalam akun Twitter @zuhairimisrawi, Selasa (29/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Misrawi menjelaskan populisme Islam adalah sumber utama konflik sejumlah negara Timur Tengah. Gerakan itu mempolitisasi doktrin keislaman hingga berujung kehancuran negara.
Ia mencontohkan dengan gerakan Ikhwanul Muslimin yang membawa Mesir ke titik terendah hingga saat ini. Begitu juga kelompok terorisme, seperti Al-Qaeda dan ISIS.
"Saya sebagai kader Nahdlatul Ulama tidak ingin populisme Islam yang terjadi di Timur Tengah ini melanda kita," tutur Misrawi.
Misrawi mempertanyakan ketika Fadli Zon saat mengkritik rencama Yaqut menghentikan populisme Islam. Dia menyebut sedih ketika seorang mantan pimpinan DPR sekaligus legislator dari paetai nasionalis justru membela populisme Islam.
"Maka ini jadi pertanyaan yang lebih besar kepada Gerindra dan Pak Prabowo, apakah memang benar Gerindra sedang bermetamorfosa menjadi bagian dari populisme Islam?" ucapnya.
Sebelumnya, Menag Yaqut Cholil Qoumas menyatakan hendak mencegah populisme Islam berkembang di Indonesia. Ia mengartikan populisme Islam sebagai upaya menjadikan agama sebagai norma konflik.
Pernyataan itu dikritik Fadli lewat akun Twitter dan Youtube pribadinya. Fadlu menyebut pemahaman Yaqut soal populisme Islam salah. Ia bahkan mengajak Yaqut berdebat.
"Ayo kita berdebat di ruang publik apa itu 'populisme', 'populisme Islam' dan apa urusannya Menag ngurusi ini. Apa tupoksinya?" kata Fadli lewat akun Twitter @fadlizon, Senin (28/12).
(dhf/arh)