Keluarga Tak Perlu ke DKI Bantu Identifikasi Korban SJ 182

CNN Indonesia
Minggu, 10 Jan 2021 17:22 WIB
Komandan DVI RS Polri Kramat Jati Hery Wijatmoko mengatakan keluarga Sriwijaya Air SJ182 tak perlu ke Jakarta untuk membantu proses identifikasi korban.
Proses identifikasi korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182. (Foto: CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Komandan Disaster Victim Indentification (DVI) RS Polri Kramat Jati Hery Wijatmoko mengatakan keluarga korban Sriwijaya Air SJ182 tak perlu ke Jakarta untuk membantu proses identifikasi jenazah.

Untuk keluarga korban yang ada di Pontianak, kata dia, dapat mendatangiposko antemortem yang ada di Bandara Supadio.

"Saya mohon keluarga para penumpang yang berasal dari luar Jakarta, kami buka posko antemortem di Pontianak tidak usah ke Jakarta tetapi tetap di Pontianak," ucapnya dalam konferensi pers di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Mingu (10/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara untuk warga yang berada di luar Pontianak, proses identifikasi korban dapat dilakukan di Kabiddokes Polda masing-masing.

"Alamatdi luar Jakarta dan Pontianak Kabiddokes di kewilayahan sudah menyatakan membackup sepenuhnya untuk operasi DVI ini," imbuh Herry.

Menurut Hery, cepat lambatnya proses identifikasi akan ditentukan oleh kelengkapan data yang dikumpulkan timnya. Ia juga menjelaskan beberapa fase yang perlu dilalui untuk dapat mengidentifikasi korban.

Pada fase pertama, tim DVI dan Basarnas hingga TNI-Polri mencari bagian tubuh maupun tubuh korban di tempat kejadian perkara (TKP) jatuhnya Sriwijaya Air SJ182.

Kemudian pada fase kedua, dilakukan pencarian data-data lain terkait penumpang melalui pihak keluarga lewat posko antemortem. Ini akan membantu proses identifikasi primer atas jenazah korban.

Tim DVI sendiri telah mendirikan tiga posko antemortem di tiga tempat yakni RS Polri Kramat Jati, Tanjung Priok dan Bandara Supandio Pontianak.

"Premier identify, itu meliputi tiga hal yang pertama adalah DNA, yang kedua sidik jari, yang ketiga adalah data gigi atau ortodologi data. Itu adalah primer apabila salah satu atau dua-duanya atau tiga-tiganya match, berarti dia akan teridentifikasi," imbuhnya.

Selanjutnya adalah fase postmortem yang dilakukan yang dilakukan di ruang autopsi RS Kramat Jati. Per hari ini misalnya, posko postmortem telah melakukan pemeriksaan atas satu kantong jenazah berisi potongan tubuh yang diduga korban Sriwijaya Air SJ182.

"Kita sudah lakukan pemeriksaan kebetulan baru satu (kantong jenazah). Sehingga kita akan sesuaikan nanti ketersediaan body part atau full body yang akan kita dapatkan. Merecovery body part yang ada di sana, atau full body yang ada di sana sehingga kita dapat lakukan pemeriksaan," tuturnya.

Setelah fase kedua dan ketiga dilakukan, data untuk proses identifikasi akan semakin lengkap. Selain identifikasi primer, dapat pula dilakukan proses identifikasi sekunder yang mencakup identifikasi medis dan properti.

"Misalnya dari data antemortem itu lengkap, mulai dari sidik jari, kemudian gigi, medis, properti dan sebagainya. Tetapi apabila yang ditemukan itu tidak available dengan data yang tadi (di post), juga kita akan kesulitan melakukan identifikasi," imbuh Hery.

Kemudian pada fase keempat adalah rekonsiliasi data. Dalam fase ini data yang telah diperiksa dari posko antemortem dan postmortem akan disajikan setiap harinya. Terakhir, fase kelima, adalah analisa dan evaluasi.

(ryn/evn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER