Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Surabaya, Jawa Timur, Whisnu Sakti Buana menilai wilayah yang dipimpinnya tak perlu menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) secara lebih ketat pada 11-25 Januari.
Dia mengatakan tingkat penularan virus corona (Covid-19) di Surabaya sudah menurun. Menurutnya, PSBB Jawa-Bali yang dikehendaki pemerintah pusat tidak perlu diterapkan di Surabaya.
"Saya tidak tahu kenapa kebijakan di pusat seperti itu. Padahal Surabaya ini sudah menuju ke zona kuning dari zona oranye, jadi kasusnya mulai landai," kata Whisnu, Rabu (6/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:Wali Kota Solo Dukung Penuh PSBB Jawa-Bali |
Selain tingkat penularan yang mulai menurun, Whisnu mengatakan sektor perekonomian di Surabaya pun sudah mulai membaik. Dia tak ingin warganya kembali kesulitan jika PSBB yang ketat kembali diberlakukan.
"Surabaya sudah tumbuh akhir tahun, inflasi sudah ada, berarti ekonomi sudah berputar," katanya.
Menurut Whisnu, daerah yang perlu menerapkan PSBB secara ketat yakni zona merah dengan tingkat risiko penularan yang tinggi. Surabaya, lanjutnya, tidak termasuk.
"Harusnya Surabaya tidak kena, orang kami bicara penanganan Covid-19 ini sudah bagus, angka statistik sudah turun, kasus aktif juga mulai turun, kenapa kita digencet lagi," ucapnya.
Kendati demikian, ia mengaku akan membicarakan mengenai PSBB bersama jajaran Pemkot Surabaya lainnya. Jika memang harus menerapkan PSBB secara ketat, Whisnu berharap hanya berlaku selama dua pekan.
"Makanya kami rapatkan malam ini untuk mengantisipasi itu, semoga tidak jadi, ataupun kalau harus jadi cukup hanya dua minggu saja. Kami harapkan tidak lebih, sehingga kami masih bisa bangkit lagi," kata Whisnu.
(frd/bmw)