Longsor Sumedang, Banyak Korban Tertimbun Belum Ditemukan

CNN Indonesia
Minggu, 10 Jan 2021 09:00 WIB
Saat ini sudah ditemukan 11 orang korban tewas. Diperkirakan masih banyak korban tewas tertimbun yang belum ditemukan.
Tanah longsor terjadi di Sumedang, diperkirakan masih banyak korban tertimbun. (Dok. Istimewa)
Jakarta, CNN Indonesia --

Diperkirakan masih banyak korban tertimbun tanah longsor di Sumedang, Jawa Barat belum ditemukan. Pencarian masih terus dilakukan saat ini.

Data sementara 11 orang tewas dalam bencana tersebut. Sementara 18 di antaranya terluka.

Juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati mengatakan banyak korban tertimbun saat longsor susulan terjadi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Longsor pertama terjadi kemarin pada pukul 16.00 WIB. Evakuasi segera dilakukan oleh tim gabungan. Dalam tim termasuk Komandan Rayon Militer (Danramil) Cimanggung, Kapten (Inf) Setio Pribadi. Warga juga banyak yang menonton proses evakuasi.

Sekitar pukul 19.30 WIB, longsor susulan terjadi. Warga dan tim evakuasi turut jadi korban dalam longsor susulan kali ini. Dalam foto yang dibagikan, sebuah ambulans turut tertimbun.

"Berdasarkan informasi dari BPBD, diperkirakan banyak orang masih tertimbun longsoran susulan," kata Raditya dalam keterangan tertulisnya.

Selain Setio Pribadi, turut jadi korban tewas Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sumedang.

Saat ini pencarian terus dilakukan menggunakan alat berat. Dari lapora di lapangan, hujan deras sudah reda sejak tadi malam.

"Hingga tadi malam, tim gabungan masih melakukan proses pencarian dengan menekankan keamanan dan keselamatan tim. Kebutuhan mendesak saat ini yaitu alat berat untuk memindahkan material longsoran," kata Raditya.

Intensitas hujan tinggi pada Sabtu (9/1) menyebabkan kejadian bencana di beberapa titik wilayah Jawa Barat, seperti di Garut dan kawasan lain di Sumedang.

Raditya mengatakan Kabupaten Sumedang termasuk wilayah dengan potensi bahaya tanah longsor dengan kategori sedang hingga tinggi. Berdasarkan analisis InaRISK, sebanyak 26 kecamatan teridentifikasi berpotensi bahaya dengan kategori tersebut, sedangkan luas bahaya sekitar 60.872 hektar.

[Gambas:Video CNN]

(sur/sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER