Rais Syuriah Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) Ahmad Ishomuddin menyerukan kepada warga NU untuk mengikuti program penyuntikan vaksin virus corona (SARS-CoV-2) yang prosesnya ditandai penyuntikan perdana pada Rabu (13/1) hari ini.
Ishom, yang juga masuk dalam daftar penerima vaksin perdana, mengatakan upaya vaksinasi ini dalam Islam hukumnya merupakan fardhu 'ain atau kewajiban bagi setiap individu. Langkah ini perlu kata dia untuk melindungi diri dan orang-orang di sekitar agar terhindar dari wabah penyakit.
"Saya anjurkan, khususnya kepada seluruh warga NU untuk mengikuti vaksinasi yang merupakan program dari pemerintah," kata Ishom dalam sambutannya di acara pembukaan vaksinasi perdana di Istana Kepresidenan, Rabu (13/1) pagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ishom meyakinkan bahwa vaksin asal perusahaan Cina, Sinovac tersebut aman digunakan. Sebelumnya Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga telah mengumumkan bahwa penggunaan vaksin Sinovac dinyatakan aman dengan efikasi atau tingkat kemanjuran 65,3 persen.
Selain itu, vaksin Sinovac juga telah tersertifikasi halal oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ishom lebih lanjut mengajak masyarakat agar tetap mentaati protokol kesehatan, anjuran dokter, dan mengikuti arahan Menteri Kesehatan.
"Upaya vaksin ini mudah-mudahan akan efektif membantu kita semua keluar dari pandemi yang berdampak sangat luar biasa terhadap segala sisi kehidupan, termasuk ekonomi," kata kiai muda yang akrab dipanggil Gus Ishom.
Selain Ishom, tokoh Muslim yang masuk daftar penerima vaksin pertama hari ini adalah Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), Amirsyah Tambunan.
Amir menyatakan vaksinasi ini merupakan sebentuk ikhtiar untuk mendapatkan kekebalan kelompok (herd immunity). Karena itu ia mengajak masyarakat Indonesia untuk ikut menyukseskan program vaksinasi pemerintah.
"Ini hendaknya bisa kita lakukan minimal 70 persen dari masyarakat Indonesia," kata Amir yang turut membuka acara tersebut.
Terlebih, kata dia, MUI pun telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan vaksin buatan Sinovac halal dan suci baik secara bahan maupun proses.
Kendati telah memasuki program vaksinasi--seperti halnya Ishom, Amir juga meminta masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan secara ketat.
"Sekali lagi mohon doa, ikhtiar, dan tawakal kepada Allah, semoga kita segera bisa terbebas dari pandemi Covid," sambung Amir.
![]() |
Sebelumnya, sejumlah pejabat negara, tokoh berbagai agama, dan tokoh masyarakat menerima penyuntikan vaksin perdana di kompleks Istana Merdeka pada Rabu (13/1) pagi. Penerima vaksin perdana dibagi menjadi tiga kelompok.
Kelompok pertama penerima vaksin antara lain Presiden Joko Widodo, Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M. Faqih, Sekretaris Jenderal MUI sekaligus perwakilan Muhammadiyah Amirsyah Tambunan, Rois Syuriah PBNU Ahmad Ishomuddin, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahtjanto, Kapolri Idham Aziz, dan perwakilan anak muda yakni selebritas Raffi Ahmad.
Adapun kelompok kedua penerima vaksin perdana adalah Menteri Kesehatan Budi Gunawan Sadikin, Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Unifah Rasyidi, perwakilan Persekutuan Gereja-gereja Indonesia Ronal Tapilatu, perwakilan Konferensi Waligereja Indonesia Romo Agustinus Heri, perwakilan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) I Nyoman Suarthanu, Perwakilan Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) Partono Bhikkhu, dan perwakilan Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) Peter Lesmana.
Sementara, kelompok ketiga terdiri atas representasi tenaga kesehatan. Mereka adalah Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti Lukito, perwakilan pengusaha Rosan Perkasa, Sekjen Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Ade Zubaedah, perwakilan perawat Nur Fauzah, perwakilan apoteker Lusy Noviani, perwakilan buruh Agustini Setiyorini, dan perwakilan pedagang Narti.
Menteri kesehatan Budi Gunawan Sadikin dalam sambutannya pagi ini menyatakan bahwa vaksin Sinovac merupakan alat yang bisa digunakan untuk melindungi rakyat Indonesia dan peradaban manusia. Kata dia, penyuntikan vaksin bukan saja melindungi diri sendiri melainkan juga keluarga, orang di sekitar hingga seluruh penduduk.
"Vaksin diberikan untuk mencapai herd immunity. Jadi 70 persen seluruh umat manusia di dunia harus divaksin," kata Budi Gunawan di Kompleks Istana Kepresidenan.