
Cuaca Tak Mendukung, Pencarian SJ 182 Tetap Dilanjutkan

Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI (Purn.) Bagus Puruhito menyebut cuaca di lokasi pencarian puing-puing dan korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 kurang mendukung.
Sejak pagi, cuaca di perairan Kepulauan Seribu cukup mengganggu operasi SAR untuk mengevakuasi pesawat yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1).
"Cuaca saya anggap tidak mendukung atau kurang mendukung, namun di sela-sela cuaca yang kadang-kadang bagus dan tidak, masih tetap semangat melaksanakan operasi pencarian atau operasi SAR," kata Bagus di Dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (13/1).
Meski operasi pencarian mengalami kendala, kata dia, tim penyelam telah berhasil mengumpulkan beberapa bagian serpihan pesawat hingga bagian tubuh korban.
"Pada hari ini, kita mendapatkan 141 kantong jenazah berisi bagian tubuh atau body part, 31 kantong kecil yang berisi serpihan pesawat, dan 28 potongan besar pesawat," katanya.
Dia pun berharap, dalam operasi yang akan kembali dilakukan Kamis (14/1) pagi esok, cuaca akan lebih baik sehingga CVR yang menjadi bagian dari kotak hitam pun bisa segera ditemukan.
"Besok kegiatan kita tetap di area yang sama dengan melebarkan area untuk pencarian evakuasi korban, itu sebagai prioritas, dan serpihan-serpihan material dari pesawat," katanya.
Sementara itu Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) Safri Burhanuddin mengatakan, pihaknya telah mengirim Kapal Riset (KR) ARA ke perairan Kepulauan Seribu untuk ikut mengevakuasi puing-puing dan potongan tubuh dari titik lokasi kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
KR ARA, kata dia, mulai melakukan operasi di lokasi sejak Selasa (13/1) pagi tadi dan telah menemukan potongan logam di dasar laut. Temuan ini merupakan hasil Pantauan echosounder yang dimiliki KR ARA.
Tim mengidentifikasi bahwa terdapat beberapa objek yang diduga potongan logam di dasar perairan pada sektor II titik pencarian yang telah ditentukan sebelumnya.
"Gambar benda berbahan logam itu diduga berasal dari potongan pesawat Sriwijaya Air yang diperoleh dari tujuh titik pencarian dengan cara disisir atau dilalui menggunakan KR ARA," kata Safri melalui rilis yang diterima CNNIndonesia.com.
Setelah mengidentifikasi dan memperoleh temuan tersebut, Tim Kemenko Marves langsung meneruskan dan menyampaikan ke pihak BASARNAS sebagai Koordinator Pencarian dan Evakuasi Pesawat Sriwijaya Air tersebut.
"Pada misi ini, KR ARA dilengkapi peralatan Multibeam Echosounder yang terintegrasi dengan High Resolution Global Positioning System (HR-GPS) yang mampu memonitoring dan "menyapu" dasar perairan hingga radius beberapa ratus meter secara tiga dimensi," kata Safri.
Diketahui, KR ARA sendiri memiliki GPS canggih dengan teknologi, di antaranya Multibeam Echosounder, Single Beam Echosounder, Sub Bottom Profiler untuk melihat kondisi di dasar laut, CTD, HR GPS, dan Grab pengambil substrat di dasar laut.
(tst/psp)[Gambas:Video CNN]
Total 6 Korban Sriwijaya Air Teridentifikasi pada 13 Januari
Kopaska Evakuasi Mayat Nelayan di Tengah Pencarian SJ 182
20 Korban SJ 182 Berasal dari Kalbar, 1 Orang Teridentifikasi
Korban Sriwijaya Air Teridentifikasi: Indah dan Agus Minarni
TNI Terjunkan Robot Bantu Cari Posisi Black Box CVR SJ 182
Jasa Raharja Cairkan Santunan Rp1,25 M untuk Korban Sriwijaya
Besaran Santunan dan Hak Korban Penumpang Sriwijaya Air
Jasa Raharja Cairkan Santunan Rp850 Juta untuk Korban SJ 182
BPJS Naker Siapkan Rp5 M Untuk Santunan Korban Sriwijaya Air
Jasa Raharja Beri Santunan Rp50 Juta ke 12 Ahli Waris SJ 182

Kronologi WN AS Kristen Gray Dideportasi dari Bali
Nasional • 2 jam yang lalu
Dugaan Korupsi, Kejagung Maraton Periksa Pejabat BPJS TK
Nasional 41 menit yang lalu
Bareskrim Dalami Dugaan Perbuatan Melawan Hukum Kasus Jouska
Nasional 1 jam yang lalu