Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati menyatakan gempa dengan kekuatan magnitudo 5,5 yang mengguncang Maluku Tenggara, Rabu (20/1) siang, tak berpotensi menimbulkan tsunami.
"Gempa tidak berpotensi tsunami," kata Raditya dalam keterangan tertulis yang CNNIndonesia.com terima pada Rabu (20/1).
Gempa dengan kedalaman 10 kilometer diketahui mengguncang wilayah Maluku Tenggara sekitar pukul 11.28 WIB. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, titik gempa berada pada 112 kilometer arah Barat Daya Maluku Tenggara dengan koordinat 5.91 Lintang Selatan, 131.75 Bujur Timur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam keterangan itu, Raditya juga menyebut bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Maluku Tenggara menyatakan gempa tak terasa di wilayah Maluku Tenggara.
"Belum ada laporan kerusakan maupun korban akibat gempa tersebut," ujarnya.
Berdasarkan kajian InaRISK, gempa dengan potensi bahaya sedang hingga tinggi dimiliki kabupaten tersebut. Karena itu, Raditya mengimbau masyarakat setempat agar waspada dengan bencana gempa bumi.
Menurut Raditya, masyarakat juga bisa mengakses informasi terkait potensi bencana tersebut di situs inarisk.bnpb.go.id. Portal ini memaparkan data hasil kajian risiko. InaRISK mampu menggambarkan ancaman bencana di suatu wilayah berikut populasi terdampak, potensi kerugian fisik, ekonomi, dan lingkungan.
Ia juga mengingatkan agar masyarakat menghindari informasi yang tidak benar dengan memantau laman BMKG.
"Untuk mengetahui berbagai informasi gempa terkini dan potensi cuaca untuk menghindari informasi tidak benar yang meresahkan," ujar Raditya.
Rentetan gempa berkekuatan kecil hingga besar terjadi di sejumlah wilayah Indonesia bagian tengah dan timur beberapa hari ini. Gempa pertam melanda wilayah Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat. Kemudian gempa menggoyang Alor, Nusa Tengara Timur (NTT) dan Maluku Barat Daya.
(iam/fra)