Seiring pandemi yang merebak di Indonesia sejak Maret 2020, pelayanan angkutan jenazah tim Palang Hitam pun ikut menyesuaikan. Mereka juga ambil bagian untuk mengantarkan jenazah dari Rumah Sakit ke TPU khusus protokol Covid-19.
Pemprov DKI sendiri, menyediakan empat TPU khusus pemakaman Covid-19, yakni TPU Tegal Alur, TPU Pondok Ranggon, TPU Srengseng Sawah, TPU Bambu Apus, dan TPU Rorotan yang belum siap digunakan.
DPRD DKI Jakarta menyebut Pemprov juga sedang menyiapkan lahan makam baru di TPU Dukuh, TPU Semper, dan TPU Joglo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun demikian, dengan usia yang sudah di atas 50 tahun, Efendi tak kebagian tugas untuk membawa jenazah-jenazah tersebut selama hampir setahun ini.
Efendi menyebut hal itu merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh dinas. Mereka mempertimbangkan orang yang berusia lanjut rentan tertular Covid-19.
"Risikonya, iya kalau fisiknya kuat, kalau enggak gimana. Jadi saya sekarang untuk TKP-TKP, atau dari panti. Biar yang muda-muda ini (untuk protokol Covid)," kata dia.
Selain dia, dari total 48 orang anggota Palang Hitam, ada beberapa orang yang juga di atas 50 tahun tak bertugas membawa jenazah yang akan dimakamkan dengan protokol Covid-19.
"Rata-rata sehari sekarang bawa 4 sampai 6 jenazah, enggak tentu. Kalau ramai kadang belum sampai kantor, udah ada TKP lagi," kata dia.
Hari masih pagi saat Nursyam berniat keluar dari ruangan piket di bagian depan Gedung Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, Kamis (21/1).
Mata pria berusia 47 tahun itu terlihat menahan kantuk. Masker yang dipakainya, pun tak mampu menyembunyikan wajah letihnya.
"Ini abis lepas piket, mau pulang," kata dia kepada CNNIndonesia.com.
Dari penjelasannya, jam piket yang dijalani anggota Tim Palang Hitam adalah 24 jam. Masuk pagi, pulang pagi lagi.
Setelah kebagian jadwal piket, anggota akan libur sehari untuk kemudian masuk keesokan harinya.
"Stand by 24 jam karena kan kita enggak tahu kejadian itu jam berapa," ujarnya.
Berbeda dengan Effendi yang tak bertugas membawa jenazah yang akan dimakamkan dengan protokol Covid-19, Nursyam menjalaninya.
Dari penjelasannya, beberapa waktu belakangan, dalam sehari ia bisa membawa 6 hingga 10 jenazah dari rumah sakit ke pemakaman khusus protokol Covid-19.
Jumlah itu, belum termasuk dari anggota lain Palang Hitam yang juga mengantar.
"Kalau di sini itu ada 20 mobil jenazah yang stand by setiap hari," kata dia.
Hari itu, dari pengamatan CNNIndonesia.com, kesibukan tanpa jeda terjadi tak jauh dari Gedung Dinas Pertamanan dan Kehutanan. Tepatnya di sekitar TPU Petamburan.
Di tempat tersebut, mobil jenazah yang dikendarai oleh Tim Palang Hitam silih berganti masuk. Tujuan mereka, yakni mengambil peti jenazah.
Peti-peti jenazah itu dikhususkan untuk jenazah yang dimakamkan dengan protokol Covid-19. Setelah mengambil peti, para sopir bergegas menuju rumah sakit, menjemput jenazah, dan mengantarnya ke TPU.
Aktivitas di situ, jauh dari kata santai, tak sedikit petugas yang tengah istirahat makan, langsung tancap gas ketika mendapat panggilan tugas mengantar jenazah.
Sementara di ruang piket, petugas yang berjaga menerima telpon dalam interval yang relatif dekat. Semua telpon yang masuk itu, meminta bantuan pelayanan Tim Palang Hitam.
Menurut Nursyam, pandemi ini memaksa anggota Palang Hitam untuk bekerja lebih keras.
"Kalau dulu sebelum pandemi, 25-30 jenazah per hari," kata dia.
Ia sendiri, mengaku sempat khawatir dan takut bertugas mengantar jenazah ke TPU khusus protokol Covid-19. Namun, kekhawatiran itu tak bertahan lama.
"Pertama takut pasti ada. Ke sini-ke sininya terbiasa sudah menjalaninya. Tinggal angkut, pakai APD lengkap juga kita," ujarnya.
(fra/wis)