LIPUTAN KHUSUS

Opsi Tumpang hingga Kremasi di Tengah Krisis Lahan Makam

Melani Putri | CNN Indonesia
Senin, 01 Feb 2021 13:37 WIB
Pemakaman tumpang hingga kremasi menjadi pilihan untuk jenazah berstatus positif atau suspek Covid-19, di tengah krisis lahan pemakaman di ibu kota.
Jakarta, CNN Indonesia --

Pandemi virus corona (Covid-19) memperburuk krisis lahan pemakaman di Ibu Kota. Lonjakan jumlah orang meninggal di tengah pandemi, berbanding terbalik dengan jumlah lahan makam yang tersedia.

Pemprov DKI sendiri telah menyediakan lahan makam khusus Covid-19, yakni TPU Pondok Ranggon, TPU Tegal Alur, TPU Srengseng Sawah, dan TPU Bambu Apus.

Empat TPU di antaranya telah penuh dan hanya menerima pemakaman tumpang. Selain lokasi di atas, Pemprov berencana membuka lahan baru, seperti di TPU Rorotan, TPU Dukuh, TPU Semper, dan TPU Joglo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kota Jakarta sebagai salah satu wilayah terparah penyebaran Covid-19, pemakaman jenazah dengan protap Covid-19 pernah terjadi lebih dari seratus orang dalam 24 jam.

Menurut data dari laman corona.jakarta.go.id, dalam 2 pekan terakhir ada 1.372 jenazah yang dimakamkan dengan prosedur Covid-19. Jika di rata-rata, terdapat 98 pasien positif maupun suspek yang meninggal dalam sehari.

Tak hanya menyiapkan lahan baru, Pemprov juga mulai mengizinkan jenazah positif maupun suspek Covid-19 dimakamkan di luar TPU khusus tersebut. Namun lahan-lahan baru yang disediakan relatif cepat terisi oleh jenazah Covid-19.

Ketersediaan lahan makam yang terus berkurang membuat pemakaman tumpang menjadi pilihan.

Ketua Bidang Dakwah dan Masjid PBNU K.H Abdul Manan Ghani mengatakan pemakaman tumpang tidak menjadi masalah dalam syariat Islam. Manan menyebut makam tumpang menjadi hal lumrah di Makkah, Arab Saudi.

"Justru yang tidak boleh itu dikasih batu (nisan) pada pemakaman, karena nanti kesulitan jika ada pemakaman baru yang akan ditumpangkan," kata Manan kepada CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.

Romo Sridanto Aribowo dari Keuskupan Agung Jakarta menyebut pemakaman tumpang tak dilarang dalam perspektif Katolik. Menurutnya, pemakaman tumpang diperkenankan asalkan masih satu keluarga.

"Dalam tradisi gereja Katolik, sangat dimungkinkan [makam tumpang], biasanya karena lahannya terbatas, tentu saja ada aturan, misal, pemakamannya satu keluarga," kata Sridanto.

Selain metode tumpang, kremasi pun bisa jadi alternatif di tengah krisis lahan makam di Jakarta.

Infografis lahan makam kian menipis

Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane mengatakan, potensi penularan Covid-19 pada jenazah yang dikremasi akan menjadi lebih kecil dibanding dengan yang dikuburkan.

Namun proses pengkremasian juga perlu diperhatikan. Sebaiknya kremasi dilakukan menggunakan oven, tidak dengan cara dibakar sehingga menimbulkan asap.

"Tentu lebih kecil (efek penularan) jika dikremasi, sebaiknya pakai oven agar tidak ada asap," tuturnya.

Sridanto menyebut jenazah umat Katolik juga bisa dikremasi saat ini. Sebelum konsili Vatikan kedua, kremasi dilarang karena dianggap tidak menghargai tubuh manusia.

Namun pada sekitar tahun 1980-an, Vatikan memperbolehkan kremasi pada jenazah Katolik, asalkan abu dari mendiang jenazah dilakukan secara hormat.

"Yaitu abunya tidak boleh ditaburkan atau dilarung, tapi disimpan di tempat yang disucikan seperti rumah abu [kolumbarium], atau ditenggelamkan dalam guci di dasar laut," kata Sridanto.

[Gambas:Video CNN]

Bersatu dengan Alam

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER