Walhi Ungkap Perusahaan PLTPB Madina Pernah Dibekukan

CNN Indonesia
Kamis, 28 Jan 2021 11:57 WIB
Proyek PLTPB Sorik Marapi di Kabupaten Mandailing Natal, Sumut, diduga mengeluarkan gas beracun. Walhi menyebut perusahaan ini sempat dibekukan.
Ilustrasi. Petugas melakukan perawatan mesin di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). (Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Insiden yang menewaskan lima orang itu mengundang suara perwakilan warga sekaligus tokoh adat Desa Sibanggor Tonga, Mandaling Natal, Muklis Nasution. Ia menuntut agar pemilik PLTPB Sorik Marapi bertanggung jawab atas keberadaan proyek yang diduga mengakibatkan gas beracun hingga berbuntut korban meninggal dan luka.

Sebab pasalnya hingga kini korban dan warga setempat belum menerima pernyataan maupun bentuk pertanggungjawaban baik dari perusahaan maupun pemerintah daerah.

"Harapan kami sebagai warga, pihak perusahaan dan pemerintah daerah setempat bertanggung jawab lah dalam hal ini. Janganlah seenaknya saja dibiarkan masyarakat sekitar," kata Muklis Nasution kepada CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Rabu (27/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Muklis mengungkapkan, kelima korban tewas merupakan keluarga. Tiga korban di antaranya masih anak-anak, sementara dua orang lainnya yang meninggal merupakan ibu mereka.

Adapun 34 korban luka masih dirawat di rumah sakit. Seorang di antaranya dalam kondisi kritis dan tujuh orang rencananya dipulangkan pada Rabu (27/1) hari ini.

Seluruh korban yang berprofesi sebagai petani tersebut tengah mengurusi sawah mereka ketika insiden terjadi. Menurut Muklis, proses perawatan korban memang dibantu Bupati Mandailing Natal, Dahlan Hasan Nasution dan anggota DPR. Namun keluarga korban meninggal belum mendapat pertanggungjawaban.

Dia pun menyayangkan kejadian itu. Terlebih karena menurut Muklis, saat awal PLTPB dibangun, pihak perusahaan meyakinkan bahwa tak akan ada dampak buruk bagi warga setempat.

Muklis sendiri merupakan salah satu warga yang gencar menolak dibangun PLTPB di wilayahnya. Ia menceritakan, mulanya perusahaan tak menginformasikan keberadaan proyek tersebut ke masyarakat.

"Mensosialisasikan juga boleh dikatakan nggak secara langsung ke masyarakat, tapi melalui pemerintah daerah setempat," ungkap Muklis.

PLTPB Sorik Marapi sendiri dikelola oleh PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) yang diakuisisi sepenuhnya oleh perusahaan asal Singapura, KS Orka Pte LD.

Sementara External Affair PT SMGP, Krishna Handoyo menyatakan tengah menyelidiki penyebab insiden. Tapi ia mengklaim aktivitas proyek sesuai standar dan prosedur.  

Ia menegaskan PT SMGP bekerja sama dengan aparat setempat untuk memastikan keselamatan seluruh pihak di lokasi proyek. Sumur yang mengalami bocoran dan kegiatan operasional pun menurt Khrisna sudah ditutup.

PT SMGP, lanjut Krishna, juga berkoordinasi dengan pihak rumah sakit dan dinas kesehatan setempat guna mendukung perawatan dan pemulihan warga yang menjadi korban.

(fey/pmg/nma)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER