Sekretariat Presiden (Setpres) mengungkapkan alasan mengapa baru menayangkan video rapat terbatas mengenai pendisiplinan melawan Covid-19 pada Minggu (31/1). Padahal pertemuan di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat yang digelar tertutup tersebut telah berlangsung pada Jumat (29/1).
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretaris Presiden Bey Machmudin mengatakan video itu diunggah agar masyarakat mengetahui bahwa Presiden Jokowi sungguh-sungguh memperhatikan pelaksanaan penanganan Covid-19 secara saksama.
"Bapak Presiden memperhatikan betul pelaksanaan di lapangan. Data-data, baik data kesehatan terkait dengan penanganan Covid maupun data tentang ekonomi menjadi perhatian Bapak Presiden," kata Bey kepada wartawan, Minggu (31/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam rapat tersebut, Jokowi blak-blakan mengenai pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dinilainya tidak efektif. Karena itu Jokowi juga meminta agar implementasi kebijakan bisa lebih tegas dan konsisten.
Itu sebab pula menurut Bey, dalam kesempatan tersebut Jokowi memerintahkan jajarannya untuk lebih serius menangani pandemi Covid-19 di Indonesia.
"Bapak Presiden ingin adanya pelaksanaan di lapangan dengan cara-cara yang yang lebih praktis dan sederhana sehingga masyarakat paham pentingnya 3M," ujar Bey.
"Jadi atas pertimbangan di atas dan juga setelah kami pelajari, kami baru rilis hari ini [Minggu]," imbuh dia lagi.
Jokowi sebelumnya mengakui jika pelaksanaan PPKM di Pulau Jawa dan Bali yang berlangsung 11 hingga 25 Januari, lantas diperpanjang sampai 8 Februari mendatang tidak efektif menekan laju penyebaran Covid-19.
Berdasarkan catatan CNNIndonesia.com, pada pelaksanaan PPKM jilid pertama hingga PPKM jilid II--terhitung enam hari hingga Minggu (31/1), kasus positif Covid-19 di Indonesia bertambah 228.502 kasus.
Secara kumulatif, jumlah kasus positif di Indonesia mencapai 1.078.314 orang sejak kasus pertama diumumkan pada awal Maret 2020 hingga Minggu (31/1) kemarin. Dari total kasus tersebut, sebanyak 873.221 orang dinyatakan sembuh dan 29.998 orang meninggal dunia.
![]() |
Sementara, kasus aktif di Indonesia mencapai 175.095 orang. Jumlah tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara dengan kasus aktif tertinggi di Asia melampaui jumlah kasus aktif di India yang sebelumnya tertinggi.
India mencatatkan 169.654 kasus aktif, namun total kasus di India 10 kali lipat lebih tinggi dibandingkan Indonesia, yakni 10.747.091 kasus.