Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku tak bisa tidur saat mengetahui bahwa Presiden Joko Widodo menyebut kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali tidak efektif.
"PPKM tidak efektif, kata presiden, kalau seperti ini, kita disebut tidak konsisten, kalau saya sudah enggak bisa tidur diomongin gitu. Ini seperti pemimpin zaman dulu 'hemhem' gitu, kita sudah tahu artinya," kata Ganjar dalam dialog Perkembangan Terkini Vaksinasi Covid-19 di Youtube Kemkominfo TV, Selasa (2/2).
Ganjar mengatakan ketika seorang pemimpin negara menyampaikan hal itu, semestinya setiap daerah mencari tahu penyebab PPKM tidak efektif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apalagi dengan otonomi daerah yang memungkinkan setiap pemimpin di daerah bisa mengambil inisiatif untuk menangani Covid-19.
"Kita mesti cari tahu, mesti . Dan kita jangan menyerah, jangan sampai menunggu 'Pak Presiden petunjuknya apa?' Enggak bisa. Dengan era otonomi, ambil inisiatif," ucap Ganjar.
Ganjar mengklaim saat kebijakan PPKM diterapkan, kasus Covid-19 di Jateng membaik. Meskipun di beberapa daerah di Jateng masih menunjukkan kenaikan kasus Covid-19.
"Yang kedua ini lumayan membaik, tapi di beberapa daerah ada tempat kasus meningkat, ada apa ini, kita konseling satu-satu, kita rapatkan dengan bupati dan wali kota," tuturnya.
Ia juga menyarankan Gerakan Jateng di Rumah Saja agar kasus Covid-19 di provinsi yang dipimpinnya itu melandai. Berdasarkan penjelasannya, cara ini akan dilakukan selama dua hari, mulai 6-7 Februari 2021.
Saat itu, selama dua hari, toko-toko, pasar, dan tempat pariwisata akan ditutup demi mencegah penularan kasus Covid-19.
"Kita tes tanggal 6-7, 'Jateng di Rumah' judulnya. Saya minta partisipasi publik, toko tutup yuk 2 hari, tempat wisata tutup, kemudian pasar tutup kita semprotin semua, jadi sebenarnya improvement ini yang kita lakukan," kata Ganjar.
Sementara itu, akumulasi kasus Covid-19 di Jateng hingga 1 Februari lalu sebanyak 126.329 kasus. Jateng merupakan provinsi ketiga yang mencatatkan angka kasus positif terbanyak.
Dari angka itu, sebanyak 82.500 orang sembuh, dan 5.464 kasus meninggal dunia.
(mln/pmg)