Satgas Covid Tangkis Ridwan Kamil soal 3T Rapuh dan 3M Jebol

CNN Indonesia
Selasa, 02 Feb 2021 16:07 WIB
Satgas Covid-19 menyangkal sistem 3T dan 3M di Indonesia rapuh melawan pandemi virus corona. Satgas mengklaim 3T sesuai standar WHO dan kepatuhan 3M meningkat.
Tenaga kesehatan mengambil sampel melalui tes usap atau swab test untuk mendeteksi virus corona. (Foto: CNNIndonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Satuan Tugas Penanganan Covid-19 merespons pernyataan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang menyebut strategi surveilans tes, telusur, tindakan (3T) rapuh menangkal pandemi virus corona (SARS-CoV-2). Ridwan Kamil juga mengatakan penerapan protokol kesehatan 3M berupa memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan sangat rendah.

Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan Covid-19, Alexander K Ginting tak sepakat dengan pernyataan tersebut. Dia mengklaim sejauh ini timnya bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah memenuhi target jumlah pengetesan sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebenarnya bukan jebol atau rapuh. Sistemnya sudah berpedoman terhadap apa yang diminta oleh WHO tentang 3T dan 3M," tutur Alex saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (2/2).

Perihal testing, Alex menjelaskan selama ini tim surveilans Kemenkes bersama tim pelacakan kontak Satgas covid-19 fokus menyasar warga di tingkat desa atau kelurahan untuk melacak kasus terkonfirmasi, kontak erat, dan warga yang bergejala.

Sehingga pemanfaatan media pemeriksaan tidak habis untuk testing acak. Ia pun menyebut sejauh ini telah menggunakan teknik deteksi Covid-19 baik menggunakan metode tes usap (swab) Polymerase Chain Reaction (PCR), rapid antigen, maupun tes cepat molekuler (TCM).

Adapun perihal laporan data yang fluktuatif serta mayoritas kasus yang disumbang DKI Jakarta, menurut Alex kemungkinan lantaran masih lamanya hasil laboratorium.

"Testing sudah tersedia banyak walaupun alat beragam seperti PCR, rapid test antigen, TCM dan seterusnya. Yang penting waktu tunggunya jangan lebih dari satu hari," jelas pria yang sempat menjabat Staf Ahli Eks Menkes Terawan Agus Putranto tersebut.

Infografis Beda Tes Corona: Rapid Tes, Antigen, PCRInfografis Beda Tes Corona: Rapid Tes, Antigen, PCR. (CNNIndonesia/Basith Subastian)

Soal lama tidaknya hasil swab keluar memang tergantung pada kerja laboratorium. Akan tetapi, menurut Alex sejauh ini kapasitas laboratorium pemerintah memadai. Hanya memang, lanjut dia, perlu penguatan Sumber Daya Manusia (SDM).

Lebih lanjut perihal tracing atau penelusuran kontak, menurut Alex selama ini strategi tracing dilakukan melalui aplikasi yang sifatnya agresif dan terintegrasi.

Sesuai pedoman WHO, Alex mengklaim memasuki 2021 ini Indonesia berhasil melampaui target tracing tahun sebelumnya dari segi kecepatan identifikasi kontak erat. Sedangkan untuk pemantauan kontak erat, diakuinya masih di bawah capaian 2020.

Adapun sebelumnya Kemenkes menyatakan kini angka tracing telah mencapai 1:30. Artinya setiap satu orang yang positif Covid-19 akan ada 30 kontak erat atau warga setempat yang berinteraksi dengan pasien ikut dites.

"79,4 persen kasus baru dapat diidentifikasi kontak eratnya dan mulai dikarantina dalam waktu 72 jam sejak dikonfirmasi. Angka ini sudah lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2020. Sedangkan 23,6 persen kontak erat dipantau selama 14 hari, dan angka ini masih di bawah capaian tahun 2020," rinci Alex.

Sedangkan soal poin terakhir dari 3T yaitu penanganan atau treatment. Alex mengakui kendala utama memang perkara ketersediaan fasilitas kesehatan yang mulai penuh, tempat karantina mandiri, jumlah SDM dan, pemenuhan kehidupan warga yang menjalani isolasi mandiri.

"Siapa yang mengawasi yang diisolasi dan karantina selama 14 hari? Siapa yang kasih makan? tentunya Puskesmas dengan jangkauan terbatas," ungkap dia.

Oleh sebab itu, Alex mengatakan kini pemerintah terus berupaya mendorong Posko Satgas Covid-19 agar mampu membantu proses dan penyediaan karantina mandiri di desa. Ia juga meminta peran Kementerian Desa bersama Kementerian Dalam Negeri untuk mendukung logistik bahan pokok keluarga yang dikarantina selama 14 hari.

Kepatuhan 3M Diklaim Meningkat

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER