Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengklaim tingkat keterisian rumah sakit perawatan pasien Covid-19 di Jabar menurun. Penurunan terjadi setelah kehadiran fasilitas yang dimanfaatkan untuk tempat isolasi.
"Sebulan terakhir kita sempat 80, 77, 73 dan sekarang 69 persen. Kita bertekad Jawa Barat ke 60 persen, kalau pusat kan 70 persen dan WHO 60 persen. Seminggu ini kita push lagi di bawah 60 persen," kata Ridwan Kamil dalam konferensi pers Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi, Selasa (2/2).
Menurut dia, kehadiran fasilitas rumah sakit darurat yang dimanfaatkan untuk tempat isolasi di Jawa Barat seperti di Secapa TNI AD maupun Rumah Sakit Lapang di Kota Bogor membuat tingkat keterisian rumah sakit rujukan Covid-19 menurun. Bahkan, saat ini jumlah fasilitas tambahan tersebut paling tinggi di Pulau Jawa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penambahan rumah sakit kita tertinggi di Jawa. Kita meningkatkan sampai 24 persen," ujarnya.
Namun begitu, mantan Wali Kota Bandung itu menyoroti soal data laporan kasus harian yang tercampur antara data baru dan data lama. Sehingga kebanyakan orang mempersepsikan bahwa keterisian rumah sakit meningkat, padahal kurvanya sudah menurun.
![]() |
"Kasus yang disebut meningkat itu banyak sekali kasus lama. Karena keterisian rumah sakit kita bagus, sudah di bawah 70 persen yaitu 69 persen. Logikanya kalau kasus itu naik kan berita rumah sakit (penuh), ini kan enggak," ujarnya.
Dia mencontohkan pada minggu lalu, kasus Covid-19 yang diumumkan Satgas berjumlah 3.300 kasus. Meski 1.900-nya merupakan kasus lama.
"Dilaporkan kasus Jawa Barat naik tapi (keterisian) rumah sakit turun. Berarti yang betul adalah kasus di Jawa Barat secara realita penerapan lab itu sudah cenderung menurun seiring juga berita dari rumah sakit (tidak penuh)," kata Ridwan Kamil.
Per hari ini jumlah total positif covid-19 di Jabar sebanyak 155.370 orang. 122.108 di antaranya sembuh dan 1.985 meninggal dunia.
Dengan begitu saat ini ada 31.367 kasus aktif covid-19 di Jawa Barat.
(hyg/sur)