PPNI soal Potong Insentif Nakes: Pemerintah Tidak Peka

CNN Indonesia
Rabu, 03 Feb 2021 17:24 WIB
Ketum PPNI mengingatkan pemerintah soal peran para nakes yang bekerja keras di tengah risiko tinggi paparan Covid-19 setiap harinya selama masa pandemi corona.
Petugas medis saat simulasi pemberian vaksin Covid-19, Jakarta, 13 Januari 2021.(CNN Indonesia/Bisma Septalisma)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadilah merespons kabar pemotongan insentif tenaga kesehatan (nakes) yang menangani pasien Covid-19.

Menurutnya, pemerintah tak peka dengan kondisi nakes di lapangan yang berjibaku setiap harinya dengan Covid-19. Belum lagi risiko ikut terpapar Covid-19 yang harus ditanggung para nakes.

"Saya kira ini bukan berita gembira, karena pandemi belum berakhir, beban kerja masih tinggi, risiko tinggi, tapi insentif dikurangi, saya kira pemerintah tidak peka kondisi nakes di lapangan," kata Harif saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (3/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Harif, meski nakes sudah mendapatkan vaksin Covid-19, namun bukan berarti beban kerja mereka pun berkurang.

Pasalnya, tegas dia, kasus Covid-19 yang tetap tinggi bahkan terus berlipat hingga kini angka akumulatifnya se-Indonesia sudah lebih dari 1 juta pasien. Bertambahnya kasus Covid-19 juga sejalan dengan penambahan pasien di rumah sakit yang harus ditangani nakes.

"Beban kerja tetap berat ya, RS keterisiannya sudah 80 persen, ICU banyak yang antre. Itu menunjukkan bahwa tingkat hunian penuh, tapi SDM kan tidak bisa begitu saja ditambah, sehingga mengakibatkan beban kita makin tinggi," ucap Harif.

Presiden Joko Widodo berbincang dengan perawat ICU melalui sambungan video call, Jakarta, 27 September 2020.Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat berbincang dengan perawat ICU melalui sambungan video call, Jakarta, 27 September 2020. (Dok.Biro Pers Sekretariat Presiden)

Harif juga khawatir kabar pemotongan insentif nakes ini akan membuat semangat nakes untuk bekerja berkurang. Padahal nakes tetap bekerja keras merawat pasien Covid-19.

"Bisa saja terdampak, tapi saya rasa manusiawi, yang biasanya dapat full dengan beban kerja yang sama, risiko sama tapi dapat setengah, dan dapat saja menurunkan semangat juang," tutur Harif.

Sebelumnya, dikabarkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tetap akan melanjutkan insentif nakes namun jumlahnya diturunkan.

"Untuk kesehatan, Bapak Presiden memutuskan insentif nakes diteruskan tahun 2021 meski magnitude-nya diturunkan," ujarnya pada Januari lalu.

(mln/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER