Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan pemerintah akan melanjutkan insentif bagi tenaga kesehatan (nakes) di tahun ini. Meski demikian, jumlahnya diperkirakan tak akan lebih besar dibandingkan tahun ini.
"Untuk kesehatan, Bapak Presiden memutuskan insentif nakes diteruskan tahun 2021 meski magnitude-nya diturunkan," ucapnya dalam rapat bersama Komisi XI, Rabu (27/1).
Selain insentif bagi tenaga medis, bantuan lainnya seperti santunan kematian tenaga kesehatan juga akan dilanjutkan. Selain itu, anggaran komunikasi publik untuk penanganan kesehatan dan program vaksinasi juga diteruskan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sri Mulyani menjelaskan nantinya kekurangan anggaran Rp14,6 triliun untuk sektor kesehatan pada APBN 2021 akan dipenuhi dari realokasi dan refocusing pos anggaran lain.
Realokasi akan banyak menyasar belanja nonprioritas seperti honorarium, perjalanan dinas, paket meeting, hingga kegiatan yang tidak mendesak, dapat ditunda maupun dapat dibatalkan.
"Pendanaan kegiatan mendesak 2021 sesuai instruksi presiden. Kami refocusing belanja kementerian/lembaga. Kementerian/lembaga diminta refocusing belanja 2021 yang tidak prioritas atau tidak dijalankan," imbuhnya.
Sementara itu, per Desember lalu, Kementerian Keuangan mencatat insentif tenaga kesehatan telah tercairkan Rp7,69 triliun.
"Insentif bagi tenaga kesehatan sebanyak 727.400 personel, sudah dibayarkan Rp7,69 triliun," ungkap mantan direktur pelaksana bank dunia tersebut.