Direktur Utama AirNav Indonesia Pramintohadi Sukarno mengungkapkan pemandu lalu lintas udara atau air traffic controller (ATC) Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) sempat mencoba berkomunikasi dengan pilot Sriwijaya Air SJ 182 sebanyak sebelas kali tanpa respons sebelum pesawat itu hilang dari radar.
Diketahui, pesawat tujuan Pontianak, Kalimantan Barat, itu jatuh di perairan antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, usai lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, 9 Januari.
"Pada 14.40 WIB, controller melakukan konfirmasi arah SJ 182, namun tidak ada respons dan diikuti target hilang dari layar radar. ATC berusaha memanggil (pilot) berulang kali sampai sebelas kali," ujar Pramintohadi dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Rabu (3/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semenit setelah lepas landas dari Bandara Soetta, lanjutnya, pesawat sempat diinstruksikan menaikkan ketinggian di level 29 ribu kaki mengikuti prosedur standar alur keberangkatan yang berlaku.
Pada 14.38 WIB, pilot membawa pesawat melewati ketinggian 7.900 kaki. Pilot pun meminta kepada ATC untuk mengarahkan armadanya ke posisi 075 derajat lantaran alasan cuaca.
"ATC mengizinkan dan pesawat diinstruksikan naik ke 11 ribu kaki," kata Pramintohadi.
ATC, menurutnya, mengarahkan pesawat ke posisi 11 ribu kaki karena terdapat pesawat AirAsia di jalur ketinggian yang sama. Pesawat AirAsia tercatat mengudara dengan rute penerbangan serupa, yaitu Jakarta-Pontianak. Setelah memperoleh instruksi, pilot sempat menjawab "clear".
Kala pesawat berada di posisi ketinggian 10.600 kaki, ATC mengirim perintah kepada pilot untuk menaikkan kembali armadanya ke 13 ribu kaki. Saat itu, pilot masih memberikan respons. Selama tiga menit terbang, ATC pun mencatat tidak terdapat laporan bahwa pesawat mengalami masalah.
Namun, masuk ke menit empat penerbangan, pada layar radar pemantauan pesawat terlihat berbelok ke kiri atau menuju arah yang berbeda dari instruksi ATC.
"Pesawat seharusnya ke kanan di posisi 075 derajat," kata Pramintohadi.
Pada 14.40 WIB, controller pun melakukan konfirmasi terhadap Sriwijaya Air SJ 182, namun pilot tidak memberikan respons. Upaya untuk mengontak pilot dibantu oleh maskapai lain, seperti Garuda Indonesia.
"ATC dibantu beberapa penerbangan lain seperti Garuda untuk melakukan komunikasi dengan SJ 182, namun tidak ada respons," ujar Pramintohadi.
![]() |
Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak jatuh di Perairan antaran Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu pada Sabtu 9 Januari 2021 sekitar pukul 14.40 WIB.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu diperkirakan jatuh setelah empat menit lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Banten.
Total jumlah penumpang yang berada di pesawat tersebut 62 orang, dengan rincian 56 penumpang dan enam awak.
(mts/arh)