Komite Aksi Keselamatan Transportasi (KNKT) memastikan bakal melanjutkan investigasi untuk mencari Crash Survivable Memory Unit (CSMU) dari Cockpit Voice Recorder (CVR) Sriwijaya SJ 182 yang belum ditemukan.
"Sampai dengan laporan ini diterbitkan, CSMU dari CVR masih belum berhasil ditemukan dan pencarian masih dilakukan," Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan, Kapten Nurcahyo Utomo dalam konferensi pers daring, Rabu (10/2).
CVR adalah bagian lain dari blackbox pesawat yang merekam percakapan pilot di ruang kokpit. Kotak itu disebut paling tahan benturan dan tahan panas hingga suhu 1.000° C selama 1 jam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari dua kotak hitam, KNKT hingga saat ini baru menemukan blackbox yang menyimpan data penerbangan lewat Flight Data Recorder (FDR) yang ditemukan pada 12 Januari lalu atau tiga hari pasca jatuh.
Nurcahyo menjelaskan bahwa tim investigasi hingga saat ini juga masih memeriksa beberapa komponen, termasuk unit ground proximity warning system (GPWS) yang ditemukan.
GPWS adalah sistem yang dirancang untuk memperingatkan pilot jika pesawat mereka dalam bahaya, dengan dekat dengan permukaan tanah atau hambatan lain.
Investigasi termasuk dilakukan untuk menyelidiki dugaan tuas pengatur tenaga penggerak atau autothrottle pesawat, yang sebelumnya sempat dinyatakan rusak kendati telah dinyatakan normal.
"Tim investigasi akan melanjutkan investigasi dengan mendalami beberapa hal, antara lain sistem autothrottle dan komponen terkait beserta perawatannya, dan faktor manusia dan organisasi," kata Nurcahyo.
Nurcahyo mengaku masih belum dapat memastikan penyebab kerusakan pada autothrottle. Dia menyebut tuas itu terkait dengan 13 komponen lain dengan pesawat.
"Komponen yang mana kami tidak bisa menentukan, karena ada 13 komponen yang terkait terhadap gerakan autothrottle, yang kami lihat throttle bergerak tapi masalahnya di mana saat ini kami belum bisa menentukan," kata dia.
Ia mengatakan, investigasi juga akan melibatkan National Transportation Safety Board Amerika Serikat, tempat pesawat itu dibuat. Termasuk Transport Safety Investigation Bureau (TSIB) Singapura, sebagai negara yang memberikan bantuan selama investigasi.
"Investigasi masih berlanjut jika ditemukan isu keselamatan, maka KNKT akan segera memberitahukan kepada pihak terkait agar segera ditanggulangi," kata dia.
Pesawat Sriwijaya SJ 182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu hanya empat menit setelah terbang dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, pada 9 Januari lalu.
Pesawat itu membawa total 62 penumpang dengan rincian, enam awak pesawat aktif. Kemudian 56 penumpang, terdiri dari 40 dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga balita.
(thr/psp)