Wakil Menteri Pertahanan RI Herindra menyatakan kementeriannya tengah membangun sistem pertahanan siber untuk menjawab pelbagai tantangan teknologi informasi yang berkembang, termasuk di bidang militer.
Menurut dia, dimensi pertempuran kini telah merambah ke ruang-ruang siber. karena itu pula Herindra menilai sudah waktunya sistem pertahanan militer Indonesia pun diperluas.
"Kemhan sebagai leading sector pertahanan terus melakukan upaya pembangunan sistem pertahanan siber yang solid guna menjawab tantangan disrupsi teknologi," kata Herindra dalam keterangan resmi, Kamis (18/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski tak menjelaskan detail bentuk serangan, Herindra menuturkan, Revolusi Industri 4.0 yang kini terjadi di Indonesia membuat tantangan teknologi digital kian masif. Terlebih kata dia, teknologi digital sudah masuk ke pelbagai ranah kehidupan masyarakat, termasuk bidang pertahanan.
"Revolusi industri 4.0 telah memperluas dimensi pertempuran, yang terdiri dari dimensi darat, laut, dan udara ke dimensi ruang angkasa dan ruang siber [Network Centric Warfare]," ungkap Herindra.
Kendati begitu, dia tak merincikan detail pembangunan sistem pertahanan siber yang dimaksud. Herindra hanya menjanjikan Kementerian Pertahanan bakal terus menyesuaikan sistem pertahanan nasional dengan era digitalisasi.
Kementeriannya, lanjut Herindra, juga bakal fokus meningkatkan kapabilitas Sumber Daya Manusia (SDM) siber untuk menghadapi tantangan yang ada.
"Untuk itu seluruh stakeholder dapat memberikan masukan dan sumbangsih berarti bagi kemajuan teknologi dan kemandirian industri pertahanan nasional," kata dia.
Herindra pun menegaskan visi pemerintah pada 2020 hingga 2024 adalah terwujudnya Indonesia yang maju, berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong-royong. Itu sebab demi mewujudkannya, Herindra memastikan pemerintah bakal memberikan rasa aman dan melindungi seluruh warga.