Tim Medik FKH Unair Teliti Puluhan Paus Terdampar di Madura

CNN Indonesia
Senin, 22 Feb 2021 02:06 WIB
Dua tim medik dari FKH Unair Surabaya diturunkan untuk mengkaji faktor dan penyebab puluhan paus terdampar di Pantai Modung, Kabupaten Bangkalan.
Tim Medik Unair meneliti penyebab puluhan paus terdampar di Bangkalan, Madura, Jatim. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Pamekasan, CNN Indonesia --

Dua tim medik dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya diturunkan untuk mengkaji faktor dan penyebab puluhan paus terdampar di Pantai Modung, Kabupaten Bangkalan.

Tim tersebut dipimpin dokter hewan Bilqisthi Ari Putra dan Happy Ferdiansyah, dengan dua timnya, antemortem dan postmortem.

Tim antemortem berfokus pada paus yang masih hidup, yaitu dengan melakukan penyelamatan dan pemantauan kesehatan. Sementara tim postmortem berfokus pada paus yang sudah mati.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tim postmortem melakukan identifikasi jenis kelamin, ukuran, dan usia. Setelah diidentifikasi, kemudian diseleksi untuk memilih paus yang paling dominan untuk dijadikan sebagai bahan autopsi.

Menurut Bilqisthi, jenis paus yang terdampar adalah paus short fin pilot whale atau paus pilot sirip pendek. Paus ini hidup berkelompok. Ketika bermigrasi, kelompok tersebut akan mengikuti ketua koloni.

Apabila ketua koloni mati, maka secara hierarki, akan diganti pejantan yang lebih tua di bawahnya. Jika ketua koloni sakit dan belum mati, kelompok paus akan tetap mengikuti ketua koloni tersebut.

Menurutnya, terdapat 52 paus yang terdampar. Di antaranya 49 telah mati, dan tiga masih hidup. Dari tiga yang hidup, dua di antaranya mati ketika berupaya diselamatkan. Sehingga, hanya tersisa satu yang hidup dan berhasil dievakuasi ke tengah ke laut.

Dia menjelaskan, bahwa tidak semua paus dapat diidentifikasi. Penyebabnya karena arus laut kencang serta ketinggian air jadi salah satu kendala.

"Dari 49 paus yang mati, 34 paus dapat diidentifikasi. Sementara tiga dari paus yang dapat teridentifikasi, kemudian dilakukan pemeriksaan autopsi. Dari tiga paus, dua di antaranya jantan dan satu adalah betina," jelas Bilqisthi, Minggu (21/2).

Pemilihan paus untuk dilakukan autopsi, lanjut dia, dilakukan dengan pertimbangan berbasis ukuran dan kondisi.

Paus yang dipilih untuk diautopsi adalah yang paling besar dengan asumsi bahwa paus yang besar adalah ketua koloni dengan panjang kurang lebih 5 meter dan berjenis kelamin jantan.

Sementara paus betina yang dipilih adalah yang berukuran paling besar dengan panjang kurang lebih 3 meter.

Paus yang dipilih juga dipastikan dalam kondisi tidak busuk, masih baik untuk dilakukan autopsi.

Selain itu, tim medik juga mengambil beberapa sampel untuk untuk pemeriksaan patologi di laboratorium. Pemeriksaan patologi dimaksud untuk mengetahui penyebab pasti terdamparnya 52 paus tersebut.

"Dugaan awal masih belum bisa dipastikan penyebab paus mati. Karena ketika kita kaji tidak ada gangguan sonar pada paus. Jadi perlu kami dalami melalui pemeriksaan patologi," ujar Bilqisthi.

Sebelumnya, tim juga mempertimbangkan faktor alam karena sebelum kejadian sempat terjadi puting beliung di selat Madura.

Namun dugaan tersebut sebagai penyebab peristiwa terdampar paus masih didiskusikan dengan menunggu hasil lab.

(agn/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER