Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan pihaknya telah memonitor dan terus siaga dalam mengantisipasi dampak cuaca ekstrem di DKI Jakarta.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya memprediksi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) bakal diguyur hujan dengan intensitas tinggi pada 23-24 Februari 2021.
"Kita akan monitoring terus, kemudian siaga seperti kemarin untuk memastikan bahwa respons cepat selalu ada," kata Anies kepada wartawan di Kembangan Utara, Jakarta Barat, Senin (22/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berkaca dari peristiwa yang terjadi pada Sabtu lalu, Anies menyebut bahwa curah hujan tak bisa dikendalikan oleh pihaknya. Satu hal yang bisa dilakukan Pemprov, kata dia, adalah melakukan tindakan setelah hujan turun.
"Seperti kita lihat kemarin, curah hujan tidak bisa kita kendalikan, tetapi setelah kejadian, sesegera mungkin harus surut dan semuanya pastikan selamat," ucap dia.
Ratusan RT di DKI Jakarta terdampak banjir pada Sabtu (20/2). Anies saat itu menjelaskan bahwa banjir yang terjadi di Jakarta disebabkan kawasan Jabodetabek mengalami kondisi hujan ekstrem dengan intensitas di atas 150 mm/hari.
"Sejak tadi malam Jakarta dan sekitarnya mengalami hujan yang cukup intensif di Pasar Minggu. Ini catatan dari BMKG, curah hujan sampai 226 mm, di Sunter Hulu 197 mm, di Halim sampai 176 mm, Lebak Bulus 154 mm. Semua angka di atas 150 mm, adalah kondisi ekstrem," kata Anies, Sabtu.
Kondisi hujan ekstrem ini yang membuat beberapa wilayah di Jakarta, menurut Anies, tergenang air. Pasalnya, kapasitas sistem drainase yang saat ini ada di Jakarta berkisar 50 sampai 100 mm.
(yoa/ain)