Mantan kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono meminta masyarakat menghargai pembuatan Vaksin Nusantara yang diprakarsai Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.
Ia menyatakan bahwa Vaksin Nusantara merupakan temuan anak negeri yang perlu diapresiasi karena menggunakan metode tersendiri dalam pembuatannya.
"Indonesia baru mau menemukan Vaksin Nusantara. Diambil dari badan kita sendiri. Diambil dari sistem imun kita. Salah satu komponennya namanya sel dendritik, dikeluarkan lalu diolah di luar dan dijadikan imunisasi, di masukan lagi ke badan kita," kata Hendropriyono dalam webinar yang digelar Korps Hukum TNI AD, Selasa (23/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu penemuan harus dihargai, bukan di-bully. Ini malah dibahas yang tidak-tidak. Bagaimana kita mau maju kalau gini," sambungnya.
Hendropriyono bahkan meminta Korps Hukum TNI AD untuk membuat aturan guna melindungi para penemu dan penemuan vaksin Nusantara. Terlebih, penemu vaksin tersebut merupakan purnawirawan TNI AD yakni Terawan Agus Putranto dan rekan-rekannya di RSPAD Gatot Subroto.
"Itu kalian harus buat satu aturan untuk melindungi para penemu dan penemuan-penemuan, lindungi di situ," kata dia.
Hendropriyono menyinggung RSPAD Gatot Subroto juga memiliki metode atau obat-obatan tersendiri untuk menyembuhkan pasien Covid-19 selama ini. Hal itu pula yang menyebabkan banyaknya pasien positif virus corona berbondong-bondong untuk berobat ke RSPAD belakangan ini.
"Pada lari ke RSPAD. Di situ ada obat-obatan yang kita sendiri memberlakukan itu. Misalnya plasma convalescent. Mana di luar? Ada vitamin-vitamin juga di luar itu karena dibahas akademik enggak memenuhi, tidak digunakan untuk masyarakat, tapi di RSPAD digunakan. Sembuh tuh," kata Hendro.
![]() |
Lebih lanjut, Hendro menilai rakyat biasa tak mau tahu pro dan kontra di mimbar akademis terkait obat-obatan atau vaksin. Ia menegaskan bahwa masyarakat umum cuma membutuhkan penanganan optimal untuk bisa sembuh dari sakit virus corona.
"Ya seperti kita ini. Rakyat tahunya saya sakit harus sembuh. Itu. Sama seperti rakyat tahunya kita diancam oleh teror, pandemi, bencana alam, saya harus selamat, ga mau tau gimana caranya," kata dia.
Diketahui, Vaksin Nusantara yang diprakarsai Terawan masih dalam tahap penelitian dan pengembangan. Vaksin itu sudah melalui tahap uji klinis fase I. Namun saat ini data tersebut masih dievaluasi oleh BPOM.
Pengembangan dan uji klinis vaksin itu merupakan kerja sama antara PT Rama Emerald Multi Sukses (Rama Pharma) bersama AIVITA Biomedical asal Amerika Serikat, Universitas Diponegoro (Undip), dan RSUP dr. Kariadi Semarang.
Kementerian Kesehatan sendiri mengatakan Vaksin Nusantara masih lama untuk bisa digunakan di Indonesia. Terlebih, Vaksin Nusantara juga belum masuk dalam daftar vaksin corona yang bisa digunakan di Indonesia.