Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa pusat tekanan rendah yang terdeteksi di Nusa Tenggara Timur (NTT) berpotensi memicu cuaca ekstrem di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
"Secara tidak langsung dapat berdampak pada pembentukan potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang," ujar Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas, melalui keterangan tertulis yang dikutip Antara, Selasa (23/2).
Reni menjelaskan bahwa pusat tekanan rendah (low pressure area/LPA) itu terdeteksi di selatan NTT sejak dua hari terakhir. LPA itu berpotensi berkembang menjadi siklon tropis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, LPA tersebut juga dapat berpotensi menimbulkan angin kencang di wilayah perairan dan gelombang tinggi di laut bagian selatan Jawa.
"Labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal, memberikan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah DIY," katanya.
Merujuk pada kondisi tersebut,BMKG memperkirakan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat dan angin kencang di wilayah DIY pada 24-26 Februari. Hujan sedang-lebat itu diperkirakan mengguyur Sleman, Kulon Progo, Yogyakarta, Bantul, dan Gunungkidul.
BMKG pun mengimbau masyarakat agar waspada terhadap cuaca ekstrem yang dapat memicu longsor dan banjir di wilayah DIY.
"Serta peningkatan gelombang tinggi di perairan selatan DI Yogyakarta," kata Reni.
(has)