Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bakal memanfaatkan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebagai salah satu upaya untuk menanggulangi banjir di Ibu Kota.
Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Suzi Marsitawati mengatakan, pemanfaatan RTH sebagai penanggulangan banjir menggunakan lokasi-lokasi yang sudah ada, baik dari pembelian maupun fasilitas umum (fasum) dan, fasilitas sosial (fasos).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau untuk RTH sebenarnya kami tuh memanfaatkan yang ada, memanfaatkan yang sudah kami punya. Baik itu dari pembelian maupun fasos, fasum. Jadi ke depan, pengembangan di dinas taman itu bukan hanya membuat hijau, tapi kita mengembangkan biru," ungkap Suzi di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (1/3).
Suzi mengatakan, rencananya untuk menanggulangi banjir, Pemprov DKI bakal membuat retention pond atau embung yang dapat menampung air hujan di taman-taman mereka.
"Dibuat retention pond yang bisa tampung air, kita kerja sama dengan SDA. Bagaimana kita menciptakan ruang biru dan ruang hijau," tuturnya.
![]() |
Lebih lanjut, menurut Suzi, saat ini pihaknya juga sudah membuat sejumlah taman di DKI banjir. Caranya dengan membuang genangan air di pemukiman warga ke sejumlah taman.
"Ya memang sekarang itu taman-taman kita, sudah kita banjirkan. Kalau ada hujan, kita buang ke taman," jelas Suzi.
"Perhatikan saja kalau taman kita bisa tingginya itu bisa sampai 1 meter, 80 cm, itu kita banjirin. Supaya untuk banjirkan dari pemukiman kita banjirin, salah satu kita simpan air," ujarnya menambahkan.
Sebelumnya, pada 2019, Dinas Kehutanan DKI Jakarta mengungkap luas RTH hanya mencakup 9,9 persen dari keseluruhan wilayah DKI Jakarta. Luasan itu jauh dari target Program Kota Hijau milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang mengatur RTH minimal 30 persen bagi perkotaan.