Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono mengklaim vaksin yang ada saat ini masih bisa mengatasi varian baru virus corona B117. Mutasi virus corona yang kali pertama ditemukan di Inggris ini telah ditemukan di Indonesia.
"Kalau jenis yang kemarin diumumkan B117 itu masih bisa," kata Pandu dalam sesi diskusi yang digelar Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni UI) secara daring, Rabu (3/3).
Pandu menambahkan efektivitas vaksin terhadap varian itu sudah terbukti. "Sudah terbukti," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, Pandu mengingatkan agar tetap mewaspadai varian baru virus corona lainnya. Ia mencontohkan varian baru virus corona yang ditemukan di Afrika Selatan.
"Tapi kalau nanti tiga bulan empat bulan lagi ada varian baru yang sama seperti yang ditemukan di Afrika Selatan?" kata Pandu.
Menurut Pandu, virus corona sangat mudah bermutasi. Hal ini akan terus terjadi selama penularan masih terjadi. Virus corona perlu mereplikasi atau memperbanyak diri di tubuh orang yang terpapar melalui mekanisme perubahan-perubahan materi genetik.
"Karena dia butuh mereplikasi di tubuh orang yang baru dan kemudian melakukan replikasi dengan mekanisme yang mereka lakukan perubahan-perubahan dari materi genetiknya," kata Pandu.
Replikasi ini sendiri, kata Pandu, bertujuan untuk tetap hidup. "Itu secara natural seperti itu alamiahnya," ujarnya.
Menurut Pandu, hal tersebut menjadi tantangan bersama. Di sisi lain, Pandu menegaskan bahwa farmasi bukan senjata pamungkas. Semua upaya pencegahan harus dilakukan agar terbebas dari infeksi virus Corona.
![]() |
Sebelumnya, pemerintah telah mengkonfirmasi temuan varian baru virus Corona B117 di Indonesia pada Selasa (2/3).
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengumumkan pihaknya baru menemukan dua kasus strain baru tersebut pada saat tepat setahun virus Corona ditemukan di Indonesia.
"Tadi malam saya mendapatkan informasi bahwa tepat dalam setahun hari ini kita menemukan mutasi B117 UK mutation di Indonesia. Ini fresh from the oven, baru tadi malam ditemukan dua kasus," kata Dante dalam acara yang disiarkan melalui kanal YouTube Kemenristek/BRIN, Selasa (2/3).
Sementara itu Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Subandrio menyebut mutasi virus corona B117 sudah ditemukan di Indonesia beberapa pekan sebelumnya.
Amin mengatakan pihaknya bersama Kemenristek/BRIN dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan telah bekerja sama sejak tahun lalu untuk menemukan strain baru virus corona yang dinilai dinilai lebih cepat menyebar dan mematikan itu.
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 khawatir mutasi virus SARS-CoV-2 B117kebal terhadap kinerja vaksin. Namun demikian, kekhawatiran itu menurut Satgas Covid-19 harus diperdalam kembali dengan penelitian lebih lanjut oleh ahli di bidangnya.
"Yang jadi kekhawatiran kita bersama jika virus mutasi ini jenis yang 'kebal' vaksin. Dari laporan di berbagai jurnal medicine dilaporkan gejala yang lebih berat sehingga mungkin saja vaksin Covid-19 yang existing tidak bisa memberikan proteksi terhadap jenis virus ini," kata Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan Covid-19 Alexander K.Ginting saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (2/3).
(iam/pmg)