Menkes: Belum Ada Penelitian Vaksin Gagal Lawan Mutasi Corona

CNN Indonesia
Selasa, 02 Mar 2021 20:58 WIB
Menkes Budi Gunadi menyebut hingga saat ini belum ada penelitian yang menyatakan vaksin covid-19 gagal melawan mutasi baru corona.
Menkes Budi Gunadi menyebut belum ada penelitian vaksin covid-19 gagal melawan mutasi baru corona. (Foto: Biro Setpres/Rusman)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan belum ada penelitian ilmiah yang menyatakan vaksin covid-19 sat ini tak efektif melawan mutasi virus SARS-CoV-2 B117.

"Saya belum lihat (penelitian) ilmiah yang mengatakan bahwa vaksin yang ada sekarang tidak bisa melawan B117," kata Budi dalam tayangan di CNN Indonesia TV, Selasa (2/3).

Menurut Budi, berdasarkan jurnal terkemuka di dunia yang dibaca belum terdapat ahli yang mengatakan bahwa vaksin tidak bisa mengatasi strain baru virus corona.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya baca jurnal terkemuka di dunia belum ada ahli yang bilang bahwa vaksin tidak bisa mengatasi virus strain baru ini. Jadi sementara saya serahkan ke ahlinya," kata Budi.

Budi mengatakan, varian baru virus corona telah masuk ke beberapa negara sejak Desember 2020.

Mantan Direktur Utama Bank Mandiri itu menyebutkan, di Malaysia varian baru Corona ditemukan pada 23 Desember 2020, Singapura 24 Desember 2020, Filipina 26 Januari 2021, dan Kamboja 15 Februari 2021.

Sementara, di Indonesia, pemerintah baru mengkonfirmasi keberadaan varian dari Inggris itu pada Selasa, (2/3). "Kalau sekarang baru keluar di kita," ujar Budi.

Budi menuturkan agar pengawasan lebih ketat, pihaknya dan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro menandatangani penyatuan 12 laboratorium. Tujuannya untuk meningkatkan surveilans.

Dia mengatakan sejak Desember hingga hari ini pemerintah masih mampu mengendalikan penularan virus. Sebelumnya, pemerintah mengkonfirmasi penemuan dua kasus varian baru virus corona yang terdeteksi masuk dari Arab Saudi.

Mutasi virus itu diketahui pertama kali ditemukan di Inggris dan kini telah menyebar di lebih dari 33 negara. Temuan itu didapatkan dari hasil pemeriksaan terhadap 462 sampel dengan metode Whole Genome Sequence (WGS). 

(iam/psp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER