Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan pemerintah tengah mengendalikan laju vaksinasi virus corona (Covid-19) untuk menjaga ketersediaan vaksin.
Menurut dia, Indonesia sampai saat ini masih kekurangan vaksin. Hal itu juga dialami oleh banyak negara lainnya.
"Tantangannya kita enggak bisa vaksin cepat-cepat. Karena kalau cepat, habis, nanti protes. Jadi, harus diatur laju vaksinasinya," kata Budi dikutip dari siaran CNN Indonesia TV, Selasa (2/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi mengatakan sampai Juni nanti program vaksinasi baru bisa menyasar 20 hingga 25 persen dari target yang direncanakan yakni 181,5 juta penduduk. Kata dia, kondisi tersebut dikarenakan stok vaksin itu sendiri.
"Bukan karena kita enggak mampu, karena memang vaksinnya enggak ada sebanyak itu. Kita harus agresif, begitu vaksinnya datang besar di bulan Juli, Agustus, September, nah, di sana kita vaksinasi," tuturnya.
Dengan kondisi tersebut, ia menegaskan pemerintah berupaya mencapai target merampungkan program vaksinasi dalam waktu 15 bulan untuk 181,5 juta penduduk.
"Pesan saya memang saat ini baru 20-25 persen yang kita vaksinasi karena memang jumlahnya segitu, tetapi Juli sampai dengan Desember kita akan kebut," ujarnya.
Pemerintah sebelumnya menargetkan akan melakukan vaksinasi terhadap 67-70 persen penduduk atau sekitar 181,5 juta orang untuk menciptakan herd immunity atau kekebalan kelompok terhadap virus corona.
Pemerintah berencana menyiapkan 426 juta dosis vaksin. Adapun sesuai dengan standar Badan Kesehatan Dunia (WHO), setiap penduduk akan mengikuti dua kali penyuntikan atau membutuhkan dua dosis vaksin.