Hasil Tes Antigen Diklaim Sudah Masuk Data Covid Nasional
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menyatakan temuan kasus covid-19 yang berasal dari hasil pemeriksaan warga menggunakan metode pemeriksaan rapid test antigen rampung terdata di satu sistem New All Record (NAR) dan Silacak.
NAR merupakan sistem terintegrasi milik Kementerian Kesehatan yang digunakan oleh para petugas laboratorium daerah dalam melaporkan temuan kasus covid-19 setiap harinya. Sementara Silacak merupakan aplikasi besutan Satgas yang dirilis pada Oktober 2020.
"Sudah masuk ke sistem lewat aplikasi NAR, termasuk lewat aplikasi Silacak, yang pasti dalam proses kustomisasi dan bridging," kata Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan Covid-19 Alexander K Ginting melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Rabu (3/3).
Namun demikian, Alex tidak menjelaskan detail kapan target pelaporan temuan kasus positif covid-19 itu akan dirilis dalam data harian covid-19 milik Satgas.
Sejauh ini, laporan pemeriksaan yang dilaporkan hanya temuan covid-19 melalui metode Polymerase Chain Reaction (PCR) dan tes cepat molekuler (TCM). Terpantau, pelaporan itu juga telah molor beberapa pekan.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada 17 Februari lalu menargetkan dalam sepekan pelaporan data warga terpapar virus corona yang terdeteksi lewat pemeriksaan rapid test antigen akan mulai dipublikasikan.
Rapid test antigen telah sah digunakan sebagai metode pelacakan kontak erat dan penegakan diagnosis sejak 8 Februari lalu.
Hal itu tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/Menkes/446/2021 tentang Penggunaan Rapid Diagnostic Test Antigen dalam Pemeriksaan Corona Virus Disease 2019.
Metode diagnosis Covid-19 saat ini ditetapkan melalui PCR, TCM, hingga rapid test antigen. Ketiganya sama-sama mengambil spesimen dari pangkal hidung atau tenggorokan.
Dalam pelaksanaannya, rapid test antigen menggunakan bahan kimia yang lebih sedikit dan lebih sederhana ketimbang swab PCR sehingga hasil positif/negatif bisa diketahui lebih cepat.
Meski demikian, tes PCR tetap menjadi 'golden standard' pemeriksaan Covid-19 karena akurasi paling tinggi di antara metode tes lainnya.
(khr/psp)