Mutasi Corona, Epidemiolog Minta Pembukaan Sekolah Dievaluasi

CNN Indonesia
Rabu, 03 Mar 2021 15:26 WIB
Epidemiolog UI Hermawan Saputra mengatakan pemerintah tak bisa meremehkan penyebaran mutasi virus corona asal Inggris yang telah terdeteksi di Indonesia.
Simulasi pembukaan sekolah di Bekasi, Jawa Barat. (CNN Indonesia/ Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Epidemiolog dari Universitas Indonesia Hermawan Saputra mengatakan pemerintah perlu mengevaluasi kebijakan pembukaan sekolah setelah kasus mutasi virus SARs-CoV-2 B117 ditemukan di Indonesia.

"Sekarang dengan adanya strain (virus corona) baru ini, rencana itu (pembukaan sekolah) sangat mungkin berubah dan harus dievaluasi," katanya ketika dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (3/3).

Menurut Hermawan, pemerintah harus belajar dari kesalahan penanganan Covid-19 pada setahun belakangan. Ia mengatakan pemerintah tak bisa meremehkan varian baru ini seperti yang dilakukan sebelumnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berkaca pada situasi di Inggris, asal mutasi virus corona B117, Hermawan menyebut varian virus baru itu bisa menurunkan tingkat efikasi dan efektivitas vaksin Covid-19. Sementara pembukaan sekolah salah satunya mempertimbangkan cakupan vaksinasi pendidik dan tenaga kependidikan.

"Ada penurunan signifikan dari imunitas yang terbentuk di Inggris terkait efektivitas vaksin dengan merebaknya B117 di Inggris," tuturnya.

"Dari negara lain kita belajar, berarti ada potensi gangguan dari efektivitas vaksin. Apalagi Sinovac yang kita pakai efikasinya 65,3 persen. Kalau ini sudah kecil, bisa terganggu terhadap efektivitas vaksinasi kalau (virus B117) merebak di Indonesia," tambah dia.

Hermawan sendiri mengaku sudah tak setuju dengan wacana pembukaan sekolah sejak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim bersama tiga menteri lainnya memutuskan sekolah boleh dibuka dengan sejumlah syarat pada Januari 2021.

Infografis fakta mutasi covid-19 B117 Inggris masuk RIInfografis fakta mutasi Covid-19 B117 Inggris masuk RI. (CNN Indonesia/Fajrian)

Menurutnya, langkah itu masih sangat berisiko dengan laju kasus Covid-19 yang masih tinggi. Dengan mutasi baru corona dia mengatakan pemerintah perlu bergerak cepat, alih-alih menunggu mutasi baru menyebar luas.

Hermawan menjelaskan virus corona B117 tidak bisa dideteksi hanya dengan pemeriksaan swab polymerase chain reaction (PCR) biasa, melainkan membutuhkan alat dan ahli virologi khusus. Untuk itu, ia menyarankan pemerintah segera melakukan penelusuran masif.

"Saya pribadi lihat ini, masuknya B117, jauh dari 2 Maret. 2 Maret hanya ditemukan. Tapi prediksi saya sejak akhir tahun lalu ini sudah terjadi di Indonesia," ujarnya.

Sebelumnya, juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan wacana pembukaan sekolah pada Juli 2021 masih berjalan. Kemendikbud juga masih melanjutkan kajian pembukaan sekolah.

Sementara dua kasus mutasi corona baru terdeteksi pada Selasa (2/3). Kemudian hari ini, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan varian baru tersebut sudah terdeteksi di Karawang, Jawa Barat.

(fey/pmg)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER