KLB Demokrat di Hotel The Hill Sibolangit, Deli Serdang, Sumut itu hanya membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam untuk menetapkan Moeldoko sebagai ketua umum baru.
Kongres sedianya baru dimulai sekitar pukul 14.59 WIB. KLB sempat diwarnai kericuhan di sekitar lokasi kongres, namun hal itu tidak mempengaruhi jalannya KLB.
Sidang pemilihan Ketua Umum untuk melengserkan Agus Harimurti Yudhoyono tetap terlaksana, Johnny Allen didapuk sebagai pimpinan sidang. Dari rangkaian sidang KLB itu, sekitar pukul 15.35 WIB, Moeldoko dinyatakan terpilih.
Tunjuk Marzuki Alie Jadi Dewan Pembina
Kongres itu juga mendaulat Marzuki Alie menjadi Ketua Dewan Pembina. Terkait hal itu, Marzuki mengaku bersyukur, karena keanggotaannya juga telah dipulihkan dan mendapat kepercayaan sebagai Ketua Dewan Pembina.
![]() |
"Saya bersyukur status saya yang dipecat kemudian dipulihkan. Saya minta kalau saya dipercaya sebagai Ketua Dewan Pembina maka harus disahkan dalam kongres ini," kata Marzuki Alie yang hadir dalam kongres tersebut.
Permintaan itu langsung diterima oleh Johnny Allen dan para kader. Dalam acara tersebut langsung diputuskan bahwa Marzuki Ali ditetapkan sebagai Ketua Dewan Pembina.
"Memutuskan, menetapkan Ketua Dewan Pembina Demokrat dijabat Bapak Doktor Marzuki Alie," tegas Johnny Allen.
Setelah dinyatakan sebagai Ketum, Moeldoko baru tiba di lokasi kongres pada Jumat malam sekitar pukul 21.30 WIB. Setibanya di arena kongres, Moeldoko diberikan jaket kader Partai Demokrat berwarna biru. Dia lalu mengepalkan tangan ke atas seraya tersenyum semringah.
Kemudian, ia langsung menyampaikan pidato perdananya setelah menjabat Ketum versi KLB Sumut. Dalam pidatonya itu, Moeldoko menyampaikan soal nilai-nilai kepemimpinan.
"Berbicara leadership, kekuatan panglima ada di tangan kalian semua. Panglima tidak ada artinya kalau tidak memiliki prajurit yang tangguh. Seorang pemimpin tugasnya memberikan kekuatan dan energi kepada komandan di bawahnya, bukan malah melemahkan," kata Moeldoko.
Selain itu dia menuturkan, KLB yang digelar di Deli Serdang ini menurutnya sudah sesuai AD/ART dan konstitusional.
"Setelah adanya kepastian, saya dengan sukarela ke lokasi ini walaupun macetnya luar biasa. Saya sudah sangat menghargai perbedaan pendapat yang terjadi di KLB ini. Ada yang memilih Pak Moeldoko, Pak Marzuki Ali, inilah namanya demokrasi," sambung dia.
(dmi/sur)