Loyalis Anas Ungkit Luka Lama KLB Demokrat, Sindir Peran SBY
Loyalis Anas Urbaningrum, Sri Mulyono kembali mengungkit peristiwa pergantian kepemimpinan di tubuh Partai Demokrat melalui mekanisme kongres luar biasa (KLB). Bukan kali ini saja KLB digelar di partai berlambang bintang mercy itu.
Pada 2013, KLB juga digelar. Saat itu KLB digelar di Bali untuk mencari pengganti Anas yang jadi tersangka kasus korupsi di KPK. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang kala itu menjabat Ketua Dewan Pembina Demokrat terpilih menjadi Ketua Umum.
Mulyono mengatakan, KLB yang digelar oleh Jhonny Allen cs dan memilih Moeldoko menjadi Ketua Umum Demokrat tak ubahnya diawali oleh SBY pada 2013 laly.
"Apa yang terjadi dalam KLB saat ini, itu dimulai oleh Pak SBY sendiri," kata Mulyono dalam sebuah diskusi virtual, Sabtu (6/3).
Ia mengatakan dalam dua peri ode kepemimpinan Demokrat sebelumnya yakni Subur Budhisantoso dan Hadi Utomo, tidak pernah ada keributan internal atau KLB. "Bahkan pikiran KLB pun tidak ada," katanya.
Karena itu Mulyono menuding, SBY merupakan salah satu pihak yang mulai memperkenalkan kudeta kepemimpinan di Demokrat saat menggelar KLB 2013 tersebut.
Ia menuturkan, saat itu SBY selaku Ketua Ketua Dewan Pembina saat itu sempat menggelar rapat pimpinan nasional (rapimnas) di Cikeas, Bogor, Jawa Barat. Namun, dalam rapat tersebut, Anas tak diberitahu dan diundang.
Mulyono juga menyinggung pidato SBY ketika masih menjabat sebagai presiden dengan mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk memperjelas status Anas. Saat itu, isu keterlibatan Anas dalam kasus dugaan korupsi Hambalang memang sempat ramai dibicarakan.
"Ini kan juga tidak benar. Ini arogan, ilegal juga, mengintervensi hukum. Tiga hari setelah itu, 7 Februari 2013 sprindik Anas bocor, bocornya ke Cikeas. Apakah ini tindakan benar? Ini juga pelanggaran hukum yang cukup berat," katanya.
"Tanggal 8 Februari SBY ambil alih kepemimpinan Anas sebagai ketum tanpa proses konstitusi partai, ini juga ilegal dan arogan. Ini lah, benang merah yang sekarang menghasilkan KLB," kata Mulyono menambahkan.
Menanggapi hal ini Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, Andi Mallarangeng menyatakan apa yang SBY saat itu adalah selaku Ketua Dewan Pembina Demorkat. Menurutnya, SBY saat itu harus mengambil keputusan ketika ada masalah hukum yang menjerat kader partai berlambang mercy itu.
"Kemudian Anas menyatakan berhenti. Lupa ya Pak Sri? Lalu kemudian Pak SBY sebagai Ketua Dewan Pembina harus memberikan penyelamatan terhadap partai, lalu menunjuk Syarief Hasan sebagai ketua harian," ujar Andi.
Menurut Andi, yang terjadi saat ini dengan konflik internal 2013 berbeda. Menurutnya, KLB Demokrat di Deli Serdang yang mengambil alih kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) merupakan masalah eksternal, karena melibatkan Moeldoko yang merupakan Kepala Staf Presiden (KSP).
"Jadi beda sama soal Anas. Kalau Anas itu penyelamatan terhadap partai, kalau yang ini intervensi elemen kekuasaan di dalam parpol," kata Andi Malaranggeng.
Anas Urbaningrum adalah Ketua Umum Demokrat yang terpilih dalam Kongres tahun 2010. Tahun 2013 ia terjerat kasus korupsi dan menyatakan berhenti dari tampuk pimpinan Demokrat.
SBY yang saat ini jadi Ketua Dewan Pembina terpilih jadi Ketua Umum dalam KLB di Bali. Tahun 2015 saat kongres digelar, SBY kembali terpilih sebelum menyerahkan kursi Ketum Demokrat ke anaknya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang terpilih secara aklamasi dalam Kongres 2020 di Jakarta lalu.
(dmi/sur)