Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bakal membangun empat Fasilitas Pengelolaan Sampah Antara (FPSA) dalam kota guna menekan lonjakan debit sampah yang dikirim ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi.
Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, Syaripudin menuturkan, FPSA atau bisa disebut Intermediate Treatment Facility (ITF) itu nantinya akan dibangun masing-masing wilayah Barat, Timur, Selatan, dan Utara.
"Pengolahan dan pemanfaatan sampah di berbagai wilayah tersebut diharapkan menjadi salah satu solusi atas volume sampah di TPST Bantar Gebang," kata Syarip dalam keterangannya, Jumat (13/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
ITF adalah program Pemprov DKI yang telah direncanakan sejak 2018 lalu. Namun, salah satu program yang masuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2017-2022 itu hingga kini belum terealisasi.
Pada 2018, ITF rencananya akan dibangun di kawasan Sunter, Jakarta Utara. ITF adalah teknologi pengolahan sampah yang dapat dikonversi menjadi tenaga listrik.
Selain dapat mengurangi tenaga debit sampah di Ibu Kota, Syarip menyebut, ITF merupakan metode pengolahan sampah berbasis teknologi dan ramah terhadap lingkungan. Di wilayah Barat, ITF kata dia akan mengolah sampah hingga 2.000 ton per hari dengan efisiensi mencapai 80%.
Kemudian di wilayah Timur Selatan, ia memperkirakan ITF mampu mereduksi sampah sebanyak 70-90%. Sementara khusus wilayah Sunter sebagai pusat, ITF ditargetkan mampu mengurangi sampah sebanyak 2.200 ton per hari dan menghasilkan energi listrik sebesar 35 Mega Watt.
"Proyek ini juga mampu menjadi salah satu upaya untuk memanfaatkan sampah menjadi listrik yang bermanfaat bagi masyarakat Jakarta," ungkapnya.
Dinas Lingkungan Hidup DKI, kata Syarip terus mencatat lonjakan sampah harian yang dikirim DKI ke TPST Bantar Gebang dari tahun ke tahun. Pada 2014, Jakarta mengirim debit sampah sebanyak 5.665 ton per hari. Jumlah itu meningkat menjadi 7.424 ton pada 2020.
Untuk komposisi sampah DKI Jakarta didominasi secara berturut-turut oleh sisa makanan (53%), plastik (9%), residu (8%), kertas (7%), dan lain-lain.
(thr/ayp)