Cerita Warga Pancoran, Digusur Pertamina Diserang Ormas

CNN Indonesia
Kamis, 18 Mar 2021 15:10 WIB
Warga Pancoran terluka akibat senjata rakitan berisi pecahan kaca saat bentrok dengan ormas. Mereka mempertahankan tanah dari penggusuran oleh Pertamina.
Sekolah PAUD Insan Aulia sebelumnya diduduki oknum Brimob dan ormas Pemuda Pancasila. Kini sekolah tersebut kembali digunakan warga Pancoran untuk belajar, Kamis (18/3). (CNN Indonesia/Syakirun Niam)

Sementara itu, berdasarkan penuturan warga, polisi justru menembakkan gas air mata ke arah warga, bukan ke barisan ormas. Warga dan kelompok solidaritas pun terkepung di bawah pengaruh gas air mata.

Bahkan, tembakan gas air mata juga menyasar posko medis yang dibangun warga. "Makanya posko medis sempet tutup karena gas air matanya masuk sini," kata Reza, salah satu anggota solidaritas.

Tercatat, sekitar 22 orang warga terluka imbas kericuhan di Gang Buntu II, Pancoran. Huru-hara itu merupakan buntut dari penggusuran yang diduga dilakukan PT Pertamina Training and Consulting (PTC) kepada warga setempat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kapolres Jakarta Selatan Aziz Andriansyah membantah pihak kepolisian menembakkan gas air mata hanya ke arah warga. Menurutnya, polisi tidak menembakkan gas air mata ke arah kelompok tertentu.

Polisi, kata Aziz, menembakkan gas air mata agar tidak timbul korban dalam bentrok tersebut.

"Enggak mungkin bisa mengarahkan kelompok per kelompok. Itu memang di suatu area itu untuk memisahkan, untuk membuyarkan," kata Aziz saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon.

Mengenai penggunaan senjata rakitan dalam bentrok tersebut Aziz mengaku pihaknya belum mengetahui.

"Enggak tahu, enggak tahu. Sedang investigasi," kata Aziz.

Aziz juga sempat menyebut ada sekelompok orang yang berusaha menunggangi isu sengketa lahan di kawasan tersebut.

"Bukan pihak-pihak yang bersengketa namun ada pihak-pihak luar yang menunggangi masing-masing kelompok, baik dari pihak warga maupun dari pihak yang diduga dari pihak satunya juga mendatangkan massa dari luar orang yang bersengketa," katanya.

Sementara itu Wakil Ketua Pemuda Pancasila Jakarta Selatan Farid Novi mengeklaim pihaknya tidak membawa senjata rakitan seperti dorlop maupun molotov.

"Justru dia nyebarin hoaks kalau PP yang bikin molotov. Apalagi dorlop, nggak ada dorlop," kata Farid saat dihubungi CNNIndonesia.com.

Farid mengeklaim pihaknya hanya mempertahankan pos Pemuda Pancasila yang berada di sekitar pintu Gang Buntu II. Menurutnya, ormasnya tidak merangsek masuk ke arah warga.

Sengketa lahan antara PTC dan dengan ahli waris keluarga Sanjoto diwarnai bentrok. Ahli waris keluarga Sanjoto memberi amanat melalui kuasa hukumnya agar tetap menempati rumah dan kontrakan mereka hingga pengadilan mengeluarkan putusan.

CNNIndonesia.com berupaya mengonfirmasi kepada Legal Manager PT Pertamina Training Consulting (PTC) Achmad Suyud, namun yang bersangkutan belum menjawab.

Sebelumnya, Yudi mengklaim Pertamina telah mengantongi 25 sertifikat Hak Guna Bangunan yang dapat membuktikan kepemilikan lahan di Gang Buntu II secara hukum.

Ia pun berdalih keterlibatan aparat dilakukan sebagai upaya penertiban dan pengamanan kondisi di lapangan. Sementara PT PTC, lanjut dia, tidak menutup ruang komunikasi bagi warga yang ingin menyampaikan aspirasi.

(iam/pmg)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER