Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Azis Andriansyah mengatakan kericuhan di Gang Buntu II Pancoran, Jakarta Selatan disebabkan oleh massa lain di luar pihak yang bersengketa.
Dia mengklaim ada sekelompok orang yang menunggangi isu sengketa lahan di kawasan tersebut dan memicu rusuh.
"Bukan pihak-pihak yang bersengketa namun ada pihak-pihak luar yang menunggangi masing-masing kelompok, baik dari pihak warga maupun dari pihak yang diduga dari pihak satunya juga mendatangkan massa dari luar orang yang bersengketa," tutur Azis kepada wartawan, Kamis (18/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini yang menimbulkan kericuhan dan bentrokan. Sementara itu ya," lanjutnya.
Padahal menurut Azis, mediasi antar-dua belah pihak yang terlibat sengketa lahan itu telah dilakukan sebelum kericuhan pecah.
Namun, pada Rabu (17/3) kemarin sekitar pukul 16.00 WIB, ada pihak luar yang datang ke lokasi dan melakukan unjuk rasa hingga memblokade jalan.
"Karena menutup jalan, maka polisi melakukan imbauan agar tidak mengganggu ketertiban," ucap Azis.
Diketahui, kericuhan di kawasan Pancoran kemarin merupakan buntut dari penggusuran yang diduga dilakukan PT Pertamina Training and Consulting (PTC) kepada warga setempat.
Menurut Perwakilan Forum Pancoran Bersatu, Leon Alvinda Putra ricuh bermula saat sejumlah orang dari organisasi masyarakat mendatangi permukiman warga dan menutup akses masuk serta pintu belakang Gang Buntu II pada sekitar pukul 15.00 WIB.
Warga lantas meminta ormas untuk pergi karena terus mengintimidasi. Selain itu ormas juga diminta mengembalikan sekolah PAUD di wilayah permukiman yang dikuasai secara paksa tersebut.
Setelahnya, sempat dilakukan proses negosiasi dan mediasi antara pihak Pertamina, Polres Metro Jakarta Selatan, serta Polsek Pancoran. Hasilnya, Pertamina akhirnya menyerahkan kembali bangunan sekolah PAUD ke warga.
Namun, aparat dan ormas tidak keluar dari wilayah pemukiman warga dan akhirnya kericuhan pecah pada pukul 22.00 WIB. Kericuhan itu mengakibatkan 15 warga luka ringan dan tujuh orang lainnya mengalami luka berat.