Platform penyedia data Covid-19, Pandemic Talks, mengungkapkan angka kematian akibat Covid-19 cenderung meningkat seusai periode libur panjang atau long weekend.
Inisiator Pandemic Talks Muhammad Kamil menjelaskan periode libur panjang biasanya menyebabkan kenaikan angka kematian hingga 42 persen.
"Periode bulan Juli 2020-Februari 2021, terdapat 4x libur panjang long weekend, yang setelah 10-14 hari berikutnya, angka kematian Covid-19 naik rerata 42%," kata Kamil dalam akun Instagram PandemicTalks, dikutip pada Kamis (18/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:Lampu Hijau Mudik dan Pelajaran dari Keledai |
"Padahal rata-rata peningkatan kematian Covid-19 setiap dua pekan di Indonesia di luar periode long weekend hanya 10 persen, siap-siap pergerakan penduduk Indonesia saat mudik lebaran nanti?" lanjutnya.
Empat libur panjang yang menunjukkan peningkatan angka kasus kematian itu antara lain, pertama, long weekend 10 hari di sekitar hari kemerdekaan R, 15-22 Agustus 2020. Usai periode ini, tercatat ada peningkatan kasus kematian hingga 70 persen.
Kedua, 12 hari libur panjang di sekitar Maulid Nabi pada periode 29 Oktober-1 November 2020, dengan peningkatan kasus kematian 26 persen. Ketiga, 12 hari libur panjang di akhir tahun 2020 dengan peningkatan kasus kematian 42 persen.
Keempat, long weekend 10 hari di sekitar libur Imlek, 12-14 Februari 2020. Ketika itu, ada peningkatan 21 persen.
Namun demikian, Kamil mengatakan pihaknya tidak bisa mengetahui alasan peningkatan angka kematian setelah libur panjang. Pasalnya, ada keterbatasan data yang bisa diakses dari pemerintah oleh Pandemic Talks.
"Kami enggak bisa nemu data dasar kenapa secara spesifik di long weekend bisa menyebabkan lonjakan kematian. Analisisnya fenomena naiknya kematian di jeda long weekend," kata Kamil.
![]() |
"Sebenarnya kalau ada data okupansi bed rumah sakit, data klastering, data testing, dan perkembangan kasus tiap daerah, bisa dianalisis lebih detail, tapi sayang data ini enggak ada," sambungnya.
Terkait perizinan mudik lebaran 2021, Kamil mengatakan sebaiknya pemerintah segera melakukan transparansi data Covid-19 di setiap daerah sehingga publik dapat mengetahui apa benar pandemi Covid-19 terkendali.
"Kalau enggak ada data ya enggak bisa dievaluasi, apapun kebijakan pemerintah jadinya enggak ada yang bisa dinilai berhasil atau enggak," tuturnya.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan tidak akan melarang mudik 2021 namun pelaksanaannya harus disiplin pada protokol kesehatan ketat.
Sementara Satgas Penanganan Covid-19 mengatakan masih melihat dinamika perkembangan kasus Covid-19 selama 3-4 pekan ke depan untuk memastikan pandemi aman terkendali.
Jika seluruh indikator untuk membuktikan pandemi terkendali, maka Satgas tidak akan melarang arus mobilitas penduduk, termasuk mudik lebaran 2021.
(mel/arh)