Polisi Klaim Cegat Kuasa Hukum Rizieq untuk Cegah Kerumunan

Kapolres Jakarta Timur Kombes Erwin Kurniawan mengatakan pencegatan atau larangan terhadap tim kuasa hukum Rizieq Shihab masuk ke ruang sidang Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur untuk mencegah kerumunan.

Erwin menyebut keputusan tersebut telah disepakati antara tim kuasa hukum Rizieq dengan pihak PN Jakarta Timur beberapa saat sebelum sidang dibuka.

"Dari Humas PN Jaktim, bapak Alex sudah menemui dari kuasa hukum MRS. Dan dijelaskan bahwa pembatasan itu adalah untuk mengurangi kerumunan di ruang sidang utama," kata Erwin kepada wartawan di PN Jakarta Timur, Jumat (19/3).

Oleh sebab itu, kata Erwin, pihaknya berupaya melaksanakan pengamanan terkait larangan sejumlah pihak yang hendak memasuki ruang sidang. Tidak terkecuali bagi kuasa hukum Rizieq.

Menurutnya, lima anggota kuasa hukum juga telah diizinkan masuk mendampingi Rizieq yang hadir secara virtual dari Gedung Bareskrim Polri. Namun, Erwin menyebut lima anggota kuasa hukum Rizieq ternyata juga tak memasuki ruang sidang.

"Sehingga tidak satu pun kuasa hukum MRS dkk, yang memasuki ruang sidang utama. Lebih jelasnya tentu yang mengetahui majelis hakim. Kami tugasnya hanya mengamankan," ujarnya.

Erwin membantah pihaknya diskriminasi karena melarang kuasa hukum Rizieq masuk ke ruang sidang. Menurutnya, larangan masuk bagi kuasa hukum murni atas permintaan pihak PN Jaktim untuk mencegah kerumunan.

"Sehingga bukan dilarang, tetapi sekali lagi Humas PN Jaktim mengamanatkan untuk membatasi," katanya.

Sementara itu, Humas PN Jakarta Timur Alex Adam Faisal belum buka suara terkait keputusan untuk membatasi tim kuasa hukum Rizieq yang masuk ruang sidang. CNNIndonesia.com telah berupaya menghubungi yang bersangkutan lewat pesan singkat namun tak mendapat respons.

Sebelumnya, tim kuasa hukum terlibat cekcok dengan aparat kepolisian yang mengamankan PN Jakarta Timur. Mereka keberatan karena telah dilarang masuk untuk mendampingi Rizieq mendengar dakwaan.

Rizieq sendiri menghadapi tiga sidang dakwaan dari sejumlah kasus, mulai dari kerumunan di Petamburan dan Megemandung, serta berita bohong terkait status positif Covid-19 di RS Ummi, Kota Bogor.