Kadis Kesehatan Gorontalo Utara Tolak Vaksin AstraZeneca
Kepala Dinas Kesehatan Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo Rizal Yusuf Kune menolak penggunaan vaksin Astrazeneca untuk vaksinasi Covid-19 di daerahnya.
"Sejauh ini, kita konsisten menggunakan vaksin Sinovac, dan tegas secara pribadi saya menolak AstraZeneca," kata dia di Gorontalo, dikutip Antara, Selasa (30/3).
Dia menjelaskan penolakan tersebut didasari pengalaman di Sulawesi Utara dalam penggunaan vaksin Astrazeneca yang berdampak pada tingginya kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI).
Sementara itu selama penggunaan vaksin Sinovac, kondisi tersebut tidak ditemukan di Kabupaten Gorontalo Utara, selain banyak peserta vaksinasi yang takut alias fobia pada jarum suntik.
Rizal menyatakan vaksinasi Covid-19 di daerahnya hanya menggunakan vaksin Sinovac karena tidak ingin ada KIPI menonjol. Selain itu, menurutnya, hingga kini belum ada vaksin merek lain yang masuk ke daerah itu selain Sinovac.
Ia berharap tidak ada pendapat atau pandangan menyimpang terkait maksud penolakannya terhadap Astrazeneca. Sejauh ini pemerintah daerah sangat mendukung pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 yang terus berlangsung di seluruh Puskesmas dan rumah sakit.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan setempat, total penggunaan vaksin Sinovac di daerah itu mencapai 4.210 dosis terdiri dari 1.760 dosis untuk tenaga kesehatan yang telah tuntas vaksinasi dua tahap.
Serta 2.450 dosis untuk pelayan publik dan lanjut usia (lansia) untuk tahap satu. Sisanya akan diperuntukkan untuk tahap dua yang sebentar lagi segera dilakukan.
Ia mengatakan vaksinasi Covid-19 di daerah itu terus berlangsung, termasuk untuk 500 orang guru honorer yang pelaksanaannya di 14 Puskesmas dan 1 rumah sakit.
Sejumlah orang di Sulawesi Utara mengaku demam dan menggigil usai menerima vaksin AstraZeneca. Hingga saat ini program vaksinasi menggunakan vaksin asal perusahaan farmasi Inggris itu masih tetap berjalan di lima provinsi lainnya.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan mengklaim temuan dugaan KIPI dari vaksin AstraZeneca sejauh ini hanya terjadi di Kota Manado dan Kota Bitung, Sulut.
Sedangkan lima provinsi lain yang juga kebagian jatah dari total 1.113.600 dosis vaksin AstraZeneca itu dilaporkan tidak terjadi KIPI seperti yang dialami warga Sulut. Lima provinsi lainnya yakni Bali, Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Kepulauan Riau.
"Iya, baru Sulawesi Utara. Jawa Timur dan Bali yang paling banyak kita berikan vaksin AstraZeneca, tapi tidak ada laporan kejadian seperti di Sulawesi Utara," kata Juru Bicara Vaksinasi dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, Senin (29/3).
(antara/pmg)