Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) merekomendasikan agar vaksin asal perusahaan farmasi Inggris, AstraZeneca, dapat kembali dilanjutkan di Sulawesi Utara (Sulut), setelah sempat dihentikan penggunannya sementara.
Komnas KIPI mengungkapkan berdasar hasil kajian analisis dan investigasi dari Komisi Daerah (Komda) KIPI Sulut, KIPI yang ditemukan pada warga hanya bersifat ringan dan sebagian mengarah pada Immunization stress-related response (ISRR) alias kecemasan berlebihan.
"Kami mengeluarkan rekomendasi bahwa KIPI yang terjadi di Sulut bersifat ringan dan sebagian kecil berkaitan reaksi kecemasan. Sehingga kami merekomendasikan bahwa vaksin AstraZeneca dapat diteruskan dalam program imunisasi nasional di Sulut," kata Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Satari dalam konferensi pers yang disiarkan secara daring melalui kanal YouTube Lawan Covid19 ID, Selasa (30/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hindra mengaku hasil kajian itu telah berdasarkan hasil investigasi menyeluruh yang dilakukan Komda KIPI Sulut di fasilitas kesehatan yang dilaporkan mengalami KIPI berupa demam, menggigil, nyeri badan hingga tulang dan muntah serta mual.
Selain itu pihaknya tak sendiri, sebab hasil kajian juga dianalisa bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Kementerian Kesehatan, Badan Kesehatan Dunia (WHO), hingga UNICEF.
Hindra mengaku pihaknya telah melaporkan hasil observasi terhadap empat warga Sulut yang mengalami KIPI tersebut ke Menteri Kesehatan. Sehingga dia merekomendasikan agar vaksin tersebut bisa kembali digunakan.
Sebelumnya, Kepala Satgas Penanganan Covid-19 Sulut Steven Dande menegaskan pihaknya telah menyetop sementara vaksin AstraZeneca itu. Namun, agar tidak terjadi kepanikan, Steven mengatakan pemerintah akan mempersiapkan komunikasi risiko agar masyarakat memahami fakta dari insiden tersebut.
Hindra mengatakan mayoritas warga di Sulawesi Utara yang mengalami efek simpang usai disuntik vaksin AstraZeneca saat ini telah sembuh.
Bersama Komda KIPI Sulut, Hindra menyebut pihaknya telah melakukan observasi terhadap empat dari total 990 warga yang sebelumnya dilaporkan mengalami efek simpang berupa demam hingga nyeri setelah disuntik vaksin asal perusahaan farmasi asal Inggris tersebut.
"Dan dari data yang masuk itu kami pelajari satu demi satu ternyaya reaksinya termasuk ringan ... hampir semuanya sudah sembuh yang dilaporkan itu, pada waktu kami mengadakan audit kemarin," ujar Hindra.
Dia menjelaskan bahwa efek simpang atau KIPI yang dialami para penerima vaksin tak selalu disebabkan oleh kandungan vaksin. Menurutnya, KIPI juga bisa disebabkan oleh faktor kecemasan atau biopsikososial.
Hindra juga mengatakan bahwa semua vaksin yang saat digunakan di seluruh daerah aman. Dia memastikan bahwa semua tenaga vaksinator telah mendapat pelatihan sesuai standar, sehingga semua proses vaksinasi bisa dilanjutkan.
"Sampai saat ini sebagai penutup bahwa rekomendasi kami vaksin yang beredar di Indonesia aman. Dan program imunisasi nasional vaksin Covid-19 masih dapat dilanjutkan," katanya.