Ketua Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI), Sri Rezeki Hadinegoro menyebut Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI) di Indonesia lebih banyak ditemukan pada penerima vaksinasi Covid-19 usia 18-59 tahun dibandingkan pada warga lanjut usia (lansia) berumur 60 tahun ke atas.
Kendati demikian, Sri tak memaparkan rincian jumlah KIPI per kelompok tersebut. Tapi dengan temuan itu, Sri mengaku lega vaksin virus corona (SARS-CoV-2) yang tersedia di Indonesia terbukti aman untuk orang tua.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kelihatannya lansia ini lebih kuat kok justru. KIPInya itu hampir sedikit sekali dibandingkan yang dewasa muda, ya Alhamdulillah," kata Sri dalam acara daring yang disiarkan melalui kanal YouTube Lawan Covid19 ID, Rabu (31/3).
Sri lantas menjelaskan, sebagai pihak yang memberikan rekomendasi vaksinasi ke Kementerian Kesehatan, ia mengaku sempat khawatir vaksinasi lansia akan menimbulkan efek buruk seiring komorbid alias penyakit penyerta yang banyak dimiliki para lansia.
Namun demikian, Sri menegaskan bahwa seluruh rekomendasi yang diberikan ITAGI telah berdasarkan hasil kajian uji klinis vaksin dan pakem serta ketetapan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Dengan hasil kajian itu, vaksinasi pada lansia masuk kategori tahapan kedua dan mulai dilakukan sejak 17 Februari lalu yang menyasar total 21.553.118 lansia. "Mula-mula lansia memang tidak menjadi prioritas, karena kita terus terang agak takut nanti kalau ada apa-apa kita yang disalahkan," ungkap dia lagi.
![]() |
Lebih lanjut, Sri pun menyoroti masih rendahnya partisipasi lansia dalam program vaksinasi Covid-19. Padahal menurutnya potensi kematian yang dihadapi lansia terpapar Covid-19 sangat tinggi, sehingga butuh upaya preventif mencegah penularan virus corona pada lansia.
Sementara per Rabu (31/3) pukul 12.00 WIB, Kemenkes mencatat vaksinasi dosis pertama terhadap lansia baru dilakukan terhadap 1.590.077 juta orang. Angka ini terhitung 7,38 persen dari target vaksinasi yang seharusnya dilakukan ke kelompok lansia yakni sebanyak 21,5 juta orang.
Untuk itu, dia mengimbau pemerintah untuk melakukan sosialisasi masif melalui pelbagai platform agar tujuan dan sasaran vaksinasi bisa tercapai. Pemerintah menargetkan sebanyak 181,5 juta penduduk Indonesia menjalani vaksinasi Covid-19 demi mencapai target herd immunity atau kekebalan kelompok terhadap virus corona.
"Lansia itu kalau punya infeksi Covid-19, sekitar 40 persen akan meninggal. Karena bukan hanya komorbid, namun karena daya tahan sendiri yang sudah menurun," pungkas Sri.