ANALISIS

Wajah Perempuan sebagai Martir Teror

CNN Indonesia
Jumat, 02 Apr 2021 16:32 WIB
Seorang perempuan usia 25 yang menyerang Mabes Polri pada Rabu sore lalu menambah panjang daftar perempuan dan anak muda yang terlibat aksi teror.
Tim gabungan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri dan Brimob Polda Sulsel menggiring tersangka teroris saat akan diberangkatkan ke Jakarta di Bandara lama Sultan Hasanuddin, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Kamis (4/2/2021). (ANTARA FOTO/ABRIAWAN ABHE)

Pada kesempatan terpisah, Peneliti terorisme Universitas Indonesia, Heru Susetyo, mengungkapkan faktor lain pelibatan perempuan dalam terorisme yang kini menjadi pelaku lapangan karena lebih efektif dengan tidak mudah dicurigai oleh aparat keamanan. Hal itu membuat tujuan dari serangan teror kemungkinan besar tercapai.

"Yang saya lihat ini strategi saja kalau perempuan lebih efektif karena orang tidak curiga," kata Heru kepada CNNIndonesia.com.

Di samping itu, lanjut dia, perempuan juga memiliki persoalan terkait literasi atau tingkat pengetahuan atas informasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Artinya kalau orang sudah punya background keislaman dan ilmu yang baik enggak mungkin punya pemikiran seperti itu. Karena dia kurang banyak bacaannya, kurang banyak silaturahmi dan begitu kuatnya pengaruh sang imam atau ustaz, dia literasi rendah, kebanyakan terprovokasi dengan media online terutama [aplikasi pengirim pesan] Telegram. Saya pernah riset, mereka cenderung percaya, enggak punya pembanding," terang Heru.

"Dan juga adanya faktor luar yaitu adanya orang-orang yang mencoba untuk mencuci otak atau mendistorsi informasi entah direct melalui kajian-kajian langsung atau media sosial," lanjutnya.

Pengamat terorisme dan mantan pimpinan Jamaah Islamiyah, Nasir Abbas, mengatakan paham takfiri atau paham yang mengafir-kafirkan menjadi faktor pendorong pelibatan perempuan dalam pusaran terorisme.

Pun lagi pula, menurut Nasir, kelompok teroris memegang teguh bahwa jihad saat ini adalah fardhu ain alias kewajiban yang harus dilakukan.

"Kalau orang sudah dianggap kafir, berarti halal darahnya halal hartanya diambil," katanya.

"Laki-perempuan juga," tambahnya.

Direktur Eksekutif Yayasan Prasasti Perdamaian, Taufik Andrie, mengakui pelibatan perempuan dalam terorisme dinilai jaringan teror tersebut lebih efektif karena cenderung lebih tidak dicurigai daripada pelaku teror laki-laki. Atas hal itu, ia memberikan sejumlah saran baik kepada pemerintah, aparat kepolisian maupun masyarakat guna mencegah keberulangan peristiwa penyerangan di Mabes Polri.

Ia meminta agar aktivitas pemantauan di media sosial diperkuat. Sebab, menurut dia, kelompok teror ataupun pihak-pihak yang berpotensi terpapar cenderung aktif mencari informasi di media sosial. Satu di antaranya adalah Telegram.

"Kelompok-kelompok JAD, dan lain-lain itu kan eksis juga, tapi ini kelompok tertutup yang harus dicermati dengan baik oleh katakanlah RT atau Kepala Desa atau bahkan Polsek, Koramil. Itu biasanya tumbuh juga di masjid/ pesantren tertentu kajian keperempuanan yang katakanlah keras yang masuk dalam jaringan," ucapnya.

Selain itu, ia meminta aktivitas-aktivitas elemen masyarakat khususnya perempuan dapat menyebarkan kontranarasi atas narasi sesat yang berkembang di ranah maya.

"Di sisi lain bisa saja memanfaatkan gerakan wilayah atau gerakan Dharma Wanita atau apa yang justru memanfaatkan perempuan atau ibu-ibu yang masjid itu. Jadi, bagaimana perempuan melakukan kontranarasi terhadap perempuan," pungkasnya.

Senada, Heru. juga meminta kontrol atau pengawasan terhadap lintas media digalakkan kembali.

"Tapi, juga jangan berlebihan. Jangan semua dikit-dikit dibilang radikal, dikit-dikit dibilang teroris," sebutnya.

Kedua, saran Heru, dibutuhkan kolaborasi berjenjang terkait dengan pemberian literasi menyoal isu agama.

"Bagaimana literasi, ini bukan hanya tugas negara, sekolah, tapi juga tokoh-tokoh agama-masyarakat menghadirkan narasi yang sehat, konstruktif, edukatif yang berkaitan dengan agama," pungkasnya.

(ryn/kid)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER