5 Tahun Perburuan Ali Kalora dan Mujahiddin Indonesia Timur

CNN Indonesia
Jumat, 02 Apr 2021 14:33 WIB
5 tahun sejak tewasnya Santoso, Satgas Madago Raya memburu pergerakan Ali Kalora & sisa anggota kelompoknya. Satgas membeberkan pola dan kekuatan kelompok ini.
Sejumlah pengendara mobil melintas di depan baliho yang menampilkan Daftar Pencarian orang (DPO) anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso di Desa Tambarana, Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Rabu (23/12/2020). (Foto: ANTARAFOTO/BASRI MARZUKI)

Pada 23 Februari 2021 dan 1 Maret juga pada 3 Maret 2021, kelompok teroris pimpinan Ali Kalora unjuk gigi. Dua personel Satuan Tugas Operasi Madago Raya menjadi korban.

Pergerakan cepat kelompok MIT ditunjang pengenalan dan penguasaan komplotan ini terhadap medan. Apalagi, jarak antara Salubanga ke Tambarana, lalu ke Gayatri tak terlalu jauh. Wilayah tersebut pun rata-rata bervegetasi tersier karena banyaknya pembukaan lahan oleh warga untuk bertanam kakao dan kopi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena itu Komandan Pelaksana Operasi Gabungan Khusus, Brigadir Jenderal TNI Farid Makruf optimistis Ali Kalora dan kelompoknya tak lama lagi bakal dilumpuhkan.

Sedikitnya 600 personel gabungan polisi dan TNI dari sejumlah satuan elit kini memburu MIT. Komplotan Ali Kalora ini pun menurut Farid hanya memiliki tiga pucuk senjata, yakni sepucuk M-16 dan dua pucuk senjata laras pendek.

Selain itu tentara kelahiran Bangkalan, Madura, Jawa Timur pun mengungkapkan sembilan anggota kelompok Ali Kalora dalam kondisi buruk dan kurang pasokan logistik.

"Bagi kami sebenarnya mudah melumpuhkan sembilan orang ini bila ditemukan. Kesulitannya adalah mereka dibantu informasi oleh masyarakat. Dibantu pula logistiknya oleh masyarakat yang merupakan simpatisan mereka," terang Farid.

"Pergerakan pasukan dan informasi lainya mudah mereka ketahui dan bahan makanan mereka pun selalu dipasok oleh simpatisan," aku mantan Komandan Korem 162 Wira Bakti Mataram tersebut

Farid juga meminta warga untuk berhenti mendukung Ali Kalora dan anak buah demi berhasilnya operasi tim gabungan.

"Kalau mereka tidak di-support dengan informasi dan logistik, mereka di atas akan kelaparan sehingga dengan mudah mereka dilumpuhkan. Lalu dibawa untuk diadili untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka," sambung perwira yang hampir 10 bulan menjabat Komandan Korem 132 Tadulako.

Farid juga menyarankan agar Ali Kalora dan pengikutnya segera menyerah.

"Kami imbau saudara-saudara kami yang sembilan orang itu, menyerahlah, turunlah. Kami siap, kami jamin bahwa mereka tidak akan dikerjain, dibunuh dan sebagainya. Tidak. Kami jamin," ungkap Farid.

Menurut Farid setelah terluka tembak dan tak bisa bersembunyi lebih jauh ke wilayah belantara pegunungan di wilayah Poso Pesisir Utara, Ali Kalora dikabarkan bakal menyerah.

Sumber CNNIndonesia.com di Satuan Tugas Madago Raya mengungkapkan informasi itu di Palu, Sulawesi Tengah. Dia juga sudah memastikan kebenaran tersebut melalui telik sandi.

"Tapi, keinginan baik dari Ali Kalora itu masih dihalangi oleh Qatar alias Farel alias Anas. Dia tidak mau Ali Kalora menyerah," ungkap sumber CNNIndonesia.com tersebut.

Dia memperkirakan akan sulit bagi Ali Kalora untuk bersembunyi lebih jauh karena luka tembak yang diderita.

"Dia pasti akan lebih memilih berada di wilayah yang tidak terlalu jauh dari perkampungan atau kebun-kebun warga," demikian imbuh sumber ini.

Untuk diketahui, Ali Kalora saat ini tinggal menggantungkan kelangsungan kelompok Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) pada tujuh anggotanya antara lain Qatar alias Farel alias Anas, Askar alias Jaid alias Pak Guru, Abu Alim alias Ambo, Nae alias Galuh alias Mukhlas, Jaka Ramadhan alias Ikrima, Suhardin alias Hasan Pranata, dan Rukli.

Infografis Kasus Terorisme Sepanjang 2019Infografis Kasus Terorisme Sepanjang 2019. (CNNIndonesia/Basith Subastian)

(nma/jfr/nma)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER