Persidangan terdakwa mantan pemimpin FPI Rizieq Shihab sempat memanas di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Senin (12/4). Terdakwa, saksi, hingga jaksa terlibat debat dalam perkara kerumunan di Petamburan dan Megamendung.
Sidang yang digelar sejak sekitar pukul 09.20 WIB pagi hingga 22.40 itu WIB itu menghadirkan sekitar 10 saksi dari jaksa penuntut umum.
Sejumlah pejabat yang dihadirkan sebagai saksi di antaranya Senior Manager of Aviation Security Bandara Soekarno Hatta, Oka Setiawan, mantan Wali Kota Jakarta Pusat Bayu Megantara hingga Eks Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oka Setiawan bersaksi bahwa nilai kerugian akibat kerusakan pelbagai fasilitas saat kedatangan Rizieq Shihab dari Arab Saudi pada 10 November 2020 di Bandara Soetta mencapai Rp16 juta.
Oka menghitung angka tersebut dari nilai kerusakan sejumlah fasilitas umum bandara. Seperti kursi dan tanaman yang berada di luar area terminal 3, tempat Rizieq tiba. Pihaknya bertanggung jawab terhadap sekitar 1.800 hektar lahan di Bandara Soetta termasuk gedung terminal.
"Ada taman di sebelah jalan, ada kursi-kursi yang patah mungkin karena dinaiki atau apa gitu. Jadi kerusakan itu pada taman dan kursi," kata Oka.
Sidang berlanjut dengan diwarnai debat antara Rizieq dan saksi. Rizieq menguji klaim saksi Oka yang mengaku tak mengetahui pihak bertanggung jawab dalam kerumunan di Bandara Soetta.
Rizieq lantas mempersoalkan kembali pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD beberapa waktu sebelum kepulangannya dari Arab Saudi. Rizieq mempersoalkan pemberian izin terhadap warga yang menjemputnya di bandara.
"Dengar kabar tidak bahwa Menko Polhukam mempersilakan kalau ada yang mau menjemput?" ujar Rizieq kepada saksi. Namun saksi mengaku tak mendengar kabar itu.
Rizieq pun bertanya siapa yang dimaksud saksi sebagai panitia.
"Anda di dalam BAP, waktu ditanya penyidik siapa yang mengumpulkan massa, Anda jawab tidak tahu. Tapi begitu Anda ditanya, siapa yang bertanggung jawab Anda langsung katakan panitia. Ada di BAP Anda. Yang dimaksud panitia siapa?"
"Pemimpin yang mengajak massa ke situ (bandara)," ujar Oka.
Mendengar jawaban tersebut, Rizieq menuding jawaban saksi hanya berdasarkan asumsi. Ia menilai saksi sebetulnya tidak mengetahui secara langsung soal klaim pihak yang bertanggung jawab dalam penjemputan tersebut.
"Jadi itu hanya pendapat saja. Bukan Anda mendapatkan fakta. Bukan Anda mendapatkan fakta pemimpin ngajak orang," kata Rizieq.
Tak hanya mencecar Oka, Rizieq juga mencecar saksi Heru Novianto selaku eks Kapolres Jakarta Pusat, terkait upaya preventif dalam acara Maulid Nabi Saw.
"Pertanyaan saya kenapa Anda tidak melakukan preventif, larang saja dari awal?" ujar Rizieq kepada Heru.
Heru menjawab pihaknya menerima laporan dari Wali Kota Jakarta Pusat bahwa acara tersebut akan digelar dengan menerapkan protokol kesehatan. Ia mengakui bahwa warga yang hadir di acara tersebut memang di luar ekspektasi.
"Dari informasi Pak Wali (Wali Kota Jakpus) menyampaikan bahwa acara itu terselenggara dengan menggunakan prokes. Patokan itulah kami memberikan toleransi," kata dia.
Rizieq lantas menjelaskan bahwa panitia sejak awal telah berkomitmen untuk menerapkan protokol kesehatan dalam acara. Meski demikian, ia tak mengira massa yang hadir di luar dugaan. Ia pun mengakui ada pelanggaran protokol kesehatan dalam acara tersebut.
"Jadi dari awal, panitia itu sudah punya komitmen kepada Pak Wali kota dan kepada tiga pilar tadi untuk tetap menjaga prokes. Jadi bukan dari awal melanggar prokes," kata Rizieq.
Setelah itu, Rizieq juga mencecar Heru soal data resmi dari pemerintah terkait potensi klaster baru di Petamburan usai gelaran Maulid Nabi.
"Setelah tracing tadi, apakah ada info atau data resmi ada klaster baru klaster Petamburan/klaster baru klaster maulid petamburan/klaster baru Rizieq Shihab?" tanya Rizieq.
"Tidak ada," jawab Heru.
Heru membeberkan pihaknya sudah melakukan tracing atau penelusuran kontak usai acara tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa hanya lima orang dari 500 warga Petamburan yang ditemukan reaktif rapid tes Covid-19.
"Lima orang itu ada keterangan hadir di maulid?" tanya Rizieq. Heru menjawab tidak tahu.
Tensi meninggi ketika Rizieq dan jaksa saling adu mulut di ruang sidang. Rizieq menilai jaksa melakukan intimidasi terhadap saksi Bayu Megantara. Menurutnya, jaksa hanya melayangkan pertanyaan yang berulang-ulang.
Hal itu berawal ketika Bayu tak bisa menjawab pertanyaan jaksa soal perkiraan jumlah massa yang hadir di Petamburan karena tak memantau secara langsung di lapangan.
"Secara jumlah tidak. Saya kira cukup banyak jumlah manusianya," jawab Bayu.
Jaksa lantas mencecar Bayu karena dinilai tak memberikan jawaban yang memuaskan. Jaksa lalu kembali mengulang pertanyaannya kepada Bayu.
"Secara jumlah berapa?" tanya Jaksa kembali.
"Saya enggak bisa pastikan jumlahnya di situ, Pak. Karena saya enggak bisa melihat secara langsung," timpal Bayu.
Mendengar jaksa mencecar saksi, Rizieq pun menyela untuk menginterupsi. Rizieq merasa keberatan dengan cara jaksa bertanya yang menurutnya berulang-ulang dan terkesan intimidatif.
"Interupsi Majelis hakim. Jaksa mengulang-ulang pertanyaan yang sama, saksi juga menjawab pertanyaan yang sama. Saya pikir itu sudah cukup enggak perlu dilakukan berulang. Jaksa jangan lakukan intimidasi kepada saksi," ujar Rizieq.
Jaksa menegaskan bahwa pertanyaan tersebut merupakan hal wajar. Dia tak terima dianggap mengintimidasi saksi.
"Itu bukan intimidasi," kata jaksa.
"Itu intimidasi," timpal Rizieq kembali.
Melihat adu mulut terjadi, jaksa lantas berhenti untuk menyudahi pertanyaan tersebut kepada saksi.
"Oke saya setop. Saya setop," tambah jaksa.
(rzr/pmg)